Pada tahun 2005, diperkirakan terdapat 14 ribu ton sunscreen yang bermuara di terumbu karang, sehingga menyebabkan kerusakan permanen.
Mengapa bisa begitu?
Dr. Craig A. Downs, Ph.D, direktur eksekutif Hereticus Environmental Laboratory menyatakan bahwa dua zat kimia yang terdapat pada sunscreen, yakni oxybenzone dan octinoxate, menjadi zat utama yang sangat mengancam kehidupan terumbu karang.
Zat Oxybenzone bersifat racun. Zat tersebut mengganggu hormonal, merusak pembentukan karang muda, dan mengakibatkan pemutihan.
Downs menyampaikan bahwa normalnya karang akan memutih di bawah suhu 31 derajat, tetapi oxybenzone akan membuat karang memutih pada suhu 25 derajat, suhu tersebut bukanlah suhu yang tepat untuk pemutihan.
Bahkan, dalam kurun waktu beberapa jam, zat-zat kimia yang terkandung dalam tabir surya bisa mengakibatkan kerusakan kompleks pada karang.
Tak hanya terumbu karang, zat-zat tersebut juga bisa mengganggu kelangsungan hidup biota lainnya.
Baca Juga: Terumbu Karang Itu Tumbuhan, Hewan, atau Batuan? #AkuBacaAkuTahu
Misalnya, mengganggu pertumbuhan alga hijau, mengganggu imun bulu babi, hingga menumpuknya jaringan pada lumba-lumba.
Indonesia sendiri menjadi tempat tinggal lebih dari 50% jenis terumbu karang di dunia. Isu ini seharusnya menjadi hal yang patut kita perhatikan.
Pertanyaan yang mungkin akan muncul di benak kita adalah, “Kehidupanku jauh dari laut, aku tidak pernah melakukan aktivitas seperti snorkeling, bagaimana bisa sunscreen yang aku pakai memengaruhi terumbu karang dan biota laut lainnya?”
Nah, Adjarian, ketika kita membasuh kulit yang sudah dilapisi sunscreen, air tersebut akan mengalir kembali ke laut yang pada akhirnya akan mengganggu ekosistem laut.
Source | : | KOMPAS.com |
Penulis | : | Jestica Anna |
Editor | : | Rahwiku Mahanani |
KOMENTAR