adjar.id - Apakah Adjarian pernah mendengar istilah landlocked country?
Landlock country merupakan istilah untuk negara-negara seluruh wilayahnya berbatasan dengan daratan.
Beberapa negara yang termasuk landlocked country ada yang memiliki garis pantai, tapi hanya di perairan tertutup.
Perairan tertutup adalah perairan yang terhalang oleh daratan atau pulau di depannya.
Bisa juga berupa teluk, sehingga arus dan gelombang di perairan ini akan bekurang ketika sampai di pantai.
Saat ini ada 44 negara yang termasuk dalam negara terkurung dalam daratan atau landlocked country.
O iya, Kazakhstan adalah landlocked country terbesar di dunia.
Nah, negara mana lagi yang yang termasuk landlocked country atay tidak memiliki wilayah laut?
Berikut 44 negara di dunia yang tidak memiliki wilayah laut.
Baca Juga: 3 Negara dengan Garis Pantai Terpanjang di Dunia, Indonesia Keberapa?
44 Negara di Dunia yang Tidak Memiliki Wilayah Laut
1. Aghanistan
2. Andorra
3. Armenia
4. Austria
5. Azerbaijan
6. Belarus
7. Bhutan
8. Bolivia
Baca Juga: 7 Daftar Negara Paling Bersih di Dunia, Apa Ada Indonesia?
9. Botswan
10. Burkina Faso
11. Burundi
12. Republik Afrika Tengah
13. Chad
14. Republik Ceko
15. Etiopia
16. Hungaria
17. Kazakhstan
Baca Juga: Daftar Negara yang Pernah Menjadi Presidensi G20 sebelum Indonesia
18. Kirgistan
19. Laos
20. Lesotho
21. Liechtenstein
22. Luksemburg
23. Makedonia
24. Malawi
25. Mali
26. Moldova
Baca Juga: 5 Fakta Islandia, Negara dengan Durasi Puasa Terpanjang di Dunia
27. Mongolia
28. Nepal
29. Nigeria
30. Paraguay
31. Rwanda
32. San Marino
33. Serbia
34. Slowakia
35. Sudan Selatan
Baca Juga: 26 Negara di Benua Asia dengan Bentuk Pemerintahan Republik Selain Indonesia
36. Swaziland
37. Swiss
38. Tajikistan
39. Turkmenistan
40. Uganda
41. Uzbekistan
42. Vatikan
43. Zambia
44. Zimbabwe
Baca Juga: 26 Negara di Benua Asia dengan Bentuk Pemerintahan Republik Selain Indonesia
Nah, itulah daftar landlocked country di dunia, Adjarian.
Tonton video di bawah ini, yuk!
Penulis | : | Aldita Prafitasari |
Editor | : | Rahwiku Mahanani |
KOMENTAR