Tradisi ini umum disebut dengan “Meriam Ramadan”. Meriam akan ditembakkan sebagai tanda waktu berbuka di bulan Ramadan.
Nah, meriam ini tidak diletakkan di tengah kota atau pusat militer, melainkan di Jabal Midfa, yakni gunung sebelah timur Masjidil Haram.
Menurut beberapa sejarawan, mulanya pada tahun 865, saat matahari terbenam dan kebetulan sudah memasuki bulan Ramadan, Sultan Mamluk Khosh Qadam ingin menguji meriam barunya.
Ia tak sengaja menembakkan saat memasuki salat magrib. Penduduk pun mengira suara tersebut penanda buka puasa.
Nah, semenjak saat itulah mereka menerapkan penembakan meriam atau “Meriam Ramadan” sebagai penanda buka puasa, dimulainya sahur, dan waktu imsak.
Tak hanya di Arab Saudi, ternyata “Meriam Ramadan” juga dijalankan negara-negara Timur Tengah lainnya, lo.
Akan tetapi, tradisi ini sudah menjadi ciri khas Arab Saudi karena memiliki nilai histori tersendiri.
Baca Juga: Bisa Dicoba, Berikut Tips Minum Air Putih saat Puasa dengan Pola 2-4-2
2. Buka Bersama
Sama halnya dengan masyarakat Indonesia yang kerap menjalankan buka bersama Ramadan, Arab Saudi pun juga memiliki tradisi tersendiri untuk buka bersama.
Di Arab Saudi, orang-orang akan menjalankan tradisi buka bersama dengan cara duduk berbaris dan berhadap-hadapan, sehingga sangat menjunjung tinggi nilai kebersamaan.
Nah, makanan yang dihidangkan di antaranya adalah kurma, teh bunga rosella, samboosa, teh kembang sepatu, hingga permen khas Arab, seperti lugaymat atau atayef.
Penulis | : | Jestica Anna |
Editor | : | Rahwiku Mahanani |
KOMENTAR