adjar.id - Setiap warga Indonesia harus bertanggung jawab dalam meningkatkan pembangunan sosial budaya, ya.
Dalam meningkatkan sosial budaya, tidak ada perbedaan tanggung jawab pada setiap warga Indonesia.
Tanggung jawab tersebut seperti menjaga kebersihan, ketertiban, dan keamanan lingkungan.
Meskipun masyarakat Indonesia memiliki banyak perbedaan, seperti perbedaan agama, budaya, suku, dan adat.
Namun, kita tetap harus mengelola perbedaan itu menjadi suatu kekuatan.
O iya, ada tiga teori sosial budaya yang sampai saat ini masih berlaku untuk mendukung dalam pembangunan sosial budaya.
Teori-teori tersebut adalah musyawarah, paternalistik, dan gotong royong.
Lalu, apa pengertian dari tiga teori tersebut? Bagaimana upaya tanggung jawab masyarakat dalam pembungan sosial budaya? Yuk, kita cari tahu bersama!
"Musyawarah, paternalisti, dan gotong royong berlaku untuk mendukung pembangunan sosial budaya."
Baca Juga: Macam-Macam Bentuk Keragaman Sosial Budaya Indonesia serta Manfaatnya
Pengertian Teori Budaya Pembangunan Sosial Budaya
Musyawarah, paternalistik, dan gotong royong merupakan teori budaya yang dapat mendukung pembangunan dan ketahanan aspek sosial budaya yang tangguh.
1. Budaya Musyawarah
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), musyawarah merupakan pembahasan bersama dengan maksud mencapai keputusan atas penyelesaian masalah.
Musyawarah memiliki tujuan untuk mencapai mufakat atau persetujuan.
Sehingga dapat disimpulkan musyawarah adalah pembahasan bersama dengan maksud untuk mencapai keputusan dan menyelesaikan masalah.
"Musyawarah dilakukan untuk mencapai mufakat dan menyelesaikan masalah."
2. Budaya Paternalistik
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), paternalistik adalah sistem kepemimpinan yang berdasarkan hubungan antara pemimpin dan yang dipimpin, seperti hubungan antara ayah dan anak.
Baca Juga: Jawab Soal Berdasarkan Teks 'Pemimpin Idola, Pemimpin yang Jujur', kelas 6 Tema 7
Budaya paternalistik adalah budaya memimpin dengan kebajikan dan tidak adanya kekerasan.
3. Budaya Gotong Royong
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), gotong royong adalah bekerja bersama-sama (tolong-menolong, bantu-membantu).
Sehingga budaya gotong royong merupakan budaya tolong menolong antar masyarakat untuk menyelesaikan kepentingan bersama.
"Pemimpin yang bijak dan budaya menolong dapat membantu meningkatkan sosial budaya."
Upaya Masyarakat dalam Meningkatkan Pembangunan Sosial Budaya
Kegiatan jalan sehat merupakan contoh interaksi manusia dengan lingkungan.
Interaksi manusia dengan lingkungan, memengaruhi pembangunan sosial budaya.
Selain itu, upaya pembangunan di bidang sosial budaya dapat dilakukan melalui pendidikan, baik pendidikan formal maupun informal.
Baca Juga: Pengertian Interaksi Sosial dan Faktor dalam Interaksi Sosial
Melalui pendidikan yang tinggi, maka akan tercapai kesejahteraan masyarakat, ya.
Berikut contoh aktivitas masyarakat dalam upaya meningkatkan pembangunan sosial budaya, di antaranya:
1. Mengikuti wajib belajar sembilan tahun yang telah dicanangkan oleh pemerintah.
2. Mengikuti pelatihan keterampilan seperti menjahit, membatik, dan
membuat karya kerajinan lainnya.
3. Turut serta dalam organisasi masyarakat.
4. Ikut dalam kegiatan gotong royong, seperti kegiatan kerja bakti.
5. Selalu mengadakan musyawarah untuk menyelesaikan masalah.
6. Saling menghormati dan menghargai antar warga yang memiliki perbedaan agama, suku, dan adat.
"Interaksi manusia dan pendidikan memengaruhi pembangunan sosial budaya."
Baca Juga: Contoh-Contoh Hak Mendapatkan Pendidikan
7. Melestarikan budaya dan kearifan lokal daerah.
8. Mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Nah, itulah tanggung jawab dan contoh aktivitas masyarakat dalam upaya meningkatkan pembangunan sosial budaya.
Sekarang jawab pertanyaan di bawah ini, yuk!
Pertanyaan |
Sebutkan tujuan pendidikan! |
Petunjuk: Cek halaman 4. |
Tonton video ini, yuk!
Penulis | : | Atika Mayasari |
Editor | : | Aisha Amira |
KOMENTAR