Hal itu menyebabkan tidak ada satu tanaman pun yang hidup dan tumbuh. Akibatnya, kehidupan di Bayan pun terganggu.
Bencana kelaparan terjadi di mana-mana karena kurangnya bahan pangan.
Lalu, para tokoh adat atau sesepuh adat Desa Bayan melakukan ritual lewat tarian, yaitu Tarian Suling Dewa.
Tarian tersebut merupakan sarana permohonan doa kepada Tuhan Yang Mahakuasa agar hujan segera turun.
Nah, Tarian Suling Dewa hanya ditampilkan di musim kemarau untuk memanggil hujan.
Prosesi Tarian Suling Dewa
Prosesi Tarian Suling Dewa dimulai dengan menentukan hari, waktu, dan tempat pelaksanaan yang dianggap baik untuk melangsungkan tarian.
Baca Juga: Keragaman Kesenian Daerah: Tarian dan Lagu-lagu di Indonesia
Kemudian, masyarakat Bayan akan menyiapkan sesaji yang berisi kembang, gula merah, ayam hitam, uang berlubang, piranti beras kuning, dan kapur sirih.
Kapur sirih tersebut menjadi komponen yang paling penting dan dipercaya dapat mendatangkan hujan, Adjarian.
Selanjutnya, ritual dimulai dengan para tokoh adat dan sesepuh membacakan sejumlah mantra untuk memohon izin.
Penulis | : | Atika Mayasari |
Editor | : | Rahwiku Mahanani |
KOMENTAR