1. Etnosentrisme
Etnosentrisme adalah suatu sikap yang menilai kebudayaan masyarakat lain dengan menggunakan unsur-unsur yang berlaku di masyarakatnya.
Nah, karena yang digunakan adalah ukuran-ukuran yang berlaku di dalam masyarakat, maka orang akan selalu menganggap kebudayaannya memiliki nilai yang lebih tinggi dari kebudayaan lain.
Etnosentrisme sendiri tidak rasional, tetapi lebih ke arah emosional dan sentimental, Adjarian.
Pertimbangan-pertimbangan yang digunakan adalah menggunakan perasaan, bukan pemikiran yang jernih yang menggunakan akal sehat.
O iya, adanya fanatisme kedaerahan sudah menghilangkan beberapa pertimbangan yang bersifat rasional.
“Menghilangkan pertimbambangan rasional membuat terjadinya beberapa tindakan emosional yang mengarah kepada pengrusakan dan kerusuhan.”
Baca Juga: Proses Terbentuknya Integrasi Sosial: Akomodasi, Kerja Sama, Koordinasi, Asimilasi
2. Diskriminasi
Diskriminasi adalah pembedaan secara sengaja terutama dalam lapangan politik terhadap golongan-golongan yang berkaitan dengan kepentingan suatu golongan tertentu.
Nah, dalam tindakan diskriminasi, suatu golongan tertentu diperlukan berbeda dengan golongan-golongan yang lain.
Pembedaan ini bisa didasarkan pada suku, ras, agama, serta mayoritas dan minoritas dalam masyarakat.
Penulis | : | Nabil Adlani |
Editor | : | Rahwiku Mahanani |
KOMENTAR