Fenomena hujan es sebenarnya merupakan fenomena yang wajar terjadi, apalagi di wilayah tropis seperti Indonesia.
Hujan es umumnya terjadi pada musim peralihan yang disertai dengan hujan lebat, petir, dan angin kencang.
Dalam istilah meteorologi, hujan es disebut juga dengan hail.
Hujan es hanya terjadi dalam waktu kurang dari 1 jam dengan kecepatan rata-rata 170 kilometer/jam.
O iya, hujan es ini dihasilkan oleh awan kumulonimbus, Adjarian.
Awan kumulonimbus adalah awan vertikal menjulang yang sangat tinggi. Ketinggiannya lebih dari 9.000 meter.
Awan komulonimbus memiliki ciri-ciri padat, dan terlibat badai petir serta cuaca dingin.
Suhu pada bagian puncak awan tersebut bisa mencapai -60° Celsius.
Baca Juga: Macam-Macam Awan Penghasil Hujan dan Ciri-cirinya
Suhu tersebut sangat dingin, sehingga bisa membuat uap air membentuk kristal-kristal es, Adjarian.
Jika awan cukup tinggi dan suhu Bumi lebih panas, es tersebut akan turun sebagai hujan air biasa.
Namun, jika ketinggian awan lebih dekat dengan Bumi, maka kristal es tersebut akan jatuh sebagai hujan es.
Penulis | : | Atika Mayasari |
Editor | : | Rahwiku Mahanani |
KOMENTAR