adjar.id – Tahukah Adjarian tentang makna, watak, dan aturan atau paugeran yang ada pada tembang macapat Dhandhanggula?
Dhandhanggula merupakan salah satu dari sebelas judul tembang macapat. Tembang ini berada pada urutan ketujuh setelah tembang Gambuh dan Asmaradana.
Nah, sebelum membahas lebih jauh lagi, kita pelajari makna tembang macapat terlebih dahulu, yuk!
Tembang macapat adalah tembang atau puisi tradisional Jawa yang dilagukan. Setiap judul tembang macapat memiliki watak dan aturan tersendiri sebagai ciri khasnya.
Keberadaan tembang macapat sudah ada sejak zaman kraton kuno yang berfungsi sebagai pengingat dan nasihat akan kehidupan.
Pesatnya kemajuan teknologi membuat tembang macapat semakin terlupakan, sehingga sebagai masyarakat Indonesia, khususnya suku Jawa diharapkan bisa melestarikan budaya tersebut.
Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini, kita akan membahas tembang macapat Dhandhanggula.
Langsung saja kita simak bersama, yuk!
“Macapat merupakan tembang atau puisi Jawa yang dilagukan.”
Baca Juga: Tembang Macapat Sinom: Pengertian, Watak, serta Aturan atau Pangeuran
Makna Tembang Macapat Dhandhanggula
Nama “dhandhanggula” berasal dari dua kata, yaitu “gegedhangan” yang bermakna 'harapan, cita-cita, atau keinginan', dan “gula” yang dapat diartikan 'sesuatu yang manis atau indah'.
Secara keseluruhan, Dhandhanggula adalah tembang yang mengungkapkan cita-cita atau harapan yang indah pada kehidupan manusia.
Tembang macapat urutan ketujuh ini meninjau dari aspek kehidupan sandang, pangan, dan papan, seperti kebutuhan pribadi, pekerjaan, pakaian yang pantas, dan anak yang berbakti kepada orang tuanya.
Di samping itu, kata “dhandhang” juga dapat diartikan sebagai burung gagak yang merupakan simbol kabar duka
Dalam hal ini, Dhandhanggula memberikan nasihat bahwa kehidupan tidak selalu manis saja, tetapi juga disertai duka untuk menuju kehidupan yang lebih indah di masa mendatang.
Perjuangan menuju cita-cita dan harapan memang tak selalu manis, tidak pula dapat digapai secara instan.
Justru, kerja keras dan jatuh bangun dalam memperjuangkan masa depan dapat memberikan kita pelajaran hidup.
"Dhandhanggula bermakna perjalanan dalam menggapai harapan atau cita-cita yang indah."
Baca Juga: Tembang Gambuh: Pengertian, Watak, Karakter, dan Aturan atau Paugeran
Watak Tembang Macapat Dhandhanggula
Adjarian, setiap judul tembang macapat memiliki watak masing-masing, tak terkecuali dengan tembang Dhandanggula ini.
Dhandhanggula berwatak suka dan duka, bahagia, bersyukur, perjuangan, kerja keras, kegigihan, dan kasih sayang.
Tembang ini mengajarkan kita untuk selalu besyukur atas segala nikmat yang telah Tuhan berikan. Dengan bersyukur, perjuangan untuk mewujudkan cita-cita akan terasa lebih mudah untuk dijalani.
Aturan atau Paugeran Tembang Macapat Dhandhanggula
Sama halnya dengan watak, paugeran ini juga berfungsi sebagai penanda ciri khas setiap judul tembang macapat.
Umumnya, paugeran terdiri dari guru gatra (jumlah baris), guru wilangan (jumlah suku kata), dan guru lagu (vokal).
1. Guru Gatra
Tembang Dhandhanggula memiliki sepuluh guru gatra. Artinya, setiap bait pada tembang ini memiliki baris berjumlah sepuluh.
Baca Juga: Tembang Maskumambang: Pengertian, Watak, dan Aturan atau Paugeran
2. Guru Wilangan
Guru wilangan tembang Dhandhanggula adalah 10, 10, 8, 7, 9, 7, 6, 8, 12, 7.
Ini berarti, pada baris pertama tembang Dhandhanggula memiliki 10 jumlah suku kata, baris kedua memiliki 10 jumlah suku kata juga, begitu seterusnya hingga baris kesepuluh yang memiliki 7 suku kata.
3. Guru Lagu
Guru lagu tembang Dhandhanggula adalah I, A, E,U, I, A, U, A, I, A.
Berdasarkan guru lagu di atas, berarti baris pertama tembang ini berakhir dengan huruf vokal “I”, baris kedua berakhir dengan huruf vokal “A”, seterusnya hingga baris kesepuluh yang berarkhir di huruf vokal “A”.
Nah, Adjarian itulah makna, watak, dan aturan atau paugeran tembang macapat Dhandhanggula.
Untuk mengasah pemahaman, sekarang coba kita kerjakan soal di bawah ini, yuk!
Pertanyaan |
Apa makna tembang macapat Dhandhanggula? |
Petunjuk: Cek halaman 2. |
Penulis | : | Jestica Anna |
Editor | : | Rahwiku Mahanani |
KOMENTAR