adjar.id – Berdirinya Kerajaan Demak menjadi awal penyebaran Islam di pulau Jawa.
Islam masuk ke Jawa melalui pesisir utama Pulau Jawa dengan bukti sejarahnya, yaitu ditemukannya makam Fatimah binti Maimun bin Hibatullah yang wafat tahun 475 H atau 1082 M.
Dalam buku Sejarah Indonesia kelas 10 SMA edisi revisi 2017 terdapat satu soal pada Uji Kompetensi di halaman 234.
Pada soal tersebut kita diminta untuk menjelaskan latar belakang berdirinya Kerajaan Demak.
Nah, kali ini kita akan membahas soal materi sejarah kelas 10 SMA tersebut, Adjarian.
Kerajaan Demak sendiri diperkirakan oleh para ahli berdiri sejak tahun 1500 setelah hancurnya Kerajaan Majapahit beberapa waktu sebelumnya.
Keruntuhan Kerajaan Majapahir sendiri terjadi pada tahun 1478, yang ditandai dengan candrasengkala, Sirna Hilang Kertaning Bhumi yang memiliki angka tahun 1400 Saka.
Raja pertama dari Kerajaan Demak ini adalah Raden Fatah yang bergelar Sultan Alam Akbar Al-Fatah.
Yuk, kita simak penjelasan lengkap mengenai berdirinya Kerajaan Demak berikut ini!
Baca Juga: Kerajaan-Kerajaan Islam di Pulau Jawa
Berdirinya Kerajaan Demak
Sebelum menjadi kerajaan, Demak adalah sebuah daerah bernala Gelagahwangi atau Bintoro.
Daerah ini merupakan daerah kadipaten yang berada di bawah kekuasaan Kerajaan Majapahit.
Awalnya, Raden Fatah diperintahkan oleh Sunan Ampel sebagai gurunya dari Surabaya untuk pergi merantau ke barat dan bermukim di tempat yang terlindungi oleh tanaman gelagah wangi.
O iya, Raden Fatah sendiri adalah putra dari Raja Brawijaya yang di dalam perantauannya Raden Fatah menemui tempat yang dimaksud oleh Sunan Ampel.
Kemudian, tempat itu diberi nama Demak.
Nah, pada tahun 1500 berdirilah Kerajaan Demak sebagai kerajaan Islam di Jawa yang raja pertamanya adalah Raden Patah itu sendiri.
Raden Fatah memerintah Kerajaan Demak dari tahun 1500 sampai 1518 dan menjadi keturunan terakhir dari Kerajaan Majapahit.
Berdirinya Kerajaan Demak tidak lepas dari adanya kemunduran dari Kerajaan Majapahit pada akhir abad ke-15, Adjarian.
Baca Juga: Kerajaan-Kerajaan Bercorak Islam di Pulau Sumatra
Perkembangan Kerjaan Demak
Kerajaan Demak di bawah pemerintahan Raden Fatah mengalami perkembangan yang sangat pesat.
Hal ini tidak lepas dari meluasnya daerah pertanian Kerajaan Demak dan menjadi penghasil bahan makanan terbesar.
Selain itu, Kerajaan Demak juga berkembang menjadi kerajaan maritim karena letaknya yang berada di jalur perdagangan antara Malaka dan Maluku.
Maka dari itu, Adjarian, Kerajaan Demak kemudian disebut sebagai kerajaan agraris-maritim.
Barang-barang yang diekspor Kerajaan Demak sendiri antara lain beras, lilin, dan madu yang diekspor ke Malaka, Maluku, dan Samudera Pasai.
O iya, wilayah kekuasan Kerajaan Demak pada masa pemerintahan Raden Fatah juga cukup luas yang meluputi Jeoara, Sadayu, Tuban, Jambi, Palembang, dan daerah lain di Kalimantan.
Daerah di pesisir Jawa bagian Tengah dan Timur juga kemudian mengakui kedaulatan Demak, Adjarian.
Nah, kemajuan Kerajaan Demak ini juga dipengaruhi oleh jatuhnya Malaka ke tangan Portugis.
Baca Juga: Tradisi Perayaan dalam Islam yang Berkaitan dengan Tahap Kehidupan
Pusat Penyebaran Agama Islam
Adjarian, selain sebagai pusat pedagangan, Kerajaan Demak juga tumbuh sebagai pusat penyebaran agama Islam.
Para wali yang merupakan tokoh penting ada pada masa perkembangan Kerajaan Demak, lo.
Hal ini membuat para wali memanfaatkan posisinya untuk lebih menyebarkan ajaran agama Islam kepada penduduk Jawa.
Selain itu, para wali juga ikut menyebarkan agama Islam ke luar Pulau Jawa yang dilakukan oleh Sunan Giri di Maluku.
Nah, itulah latar belakang berdirinya Kerajaan Demak yang bisa Adjarian jadikan sebagai salah satu bahan referensi dalam menjawab Uji Kompetensi di halaman 234.
Penulis | : | Nabil Adlani |
Editor | : | Rahwiku Mahanani |
KOMENTAR