Selain itu, ondel-ondel juga menjadi media untuk menolak bala atau hal-hal buruk, lo.
Dalam masyarakat Betawi ondel-ondel lahir bersama dengan hadirnya para petani di wilayah pinggiran Jakarta.
Ondel-ondel dibuat ketika pertanian sudah modern dan sistem irigasi mulai ditemukan untuk mengairi persawahan di Jakarta.
Nah, ondel-ondel menjadi media bagi para petani Betawi dalam merayakan panen saat musim panen telah datang, Adjarian.
Lama kelamaan, fungsi ondel-ondel berubah menjadi sarana hiburan dan pengiring acara besar masyarakat Betawi, seperti acara adat dan pernikahan.
O iya, saat terjadi krisis ekonomi pada tahun 1998, ondel-ondel berubah peran untuk mencari penghasilan dengan mengamen.
Masyarakat Betawi juga mempercayai bahwa ondel-ondel bisa menjadi menolak bala dari berbagai penyakit yang menyerang masyarakat Betawi pada zaman dulu.
Baca Juga: 8 Ikon Khas Budaya Betawi yang Harus Dilestarikan Masyarakat
Ondel-Ondel sebagai Ikon Kebudayaan Betawi
Ondel-ondel ditetapkan sebagai ikon kebudayaan Betawi melalui Pergub DKI Jakarta No. 11 Tahun 2017.
Dalam Pergub tersebut, ada tiga fungsi ondel-ondel, yaitu:
1. Sebagai dekorasi acara seremonial pemerintah DKI Jakarta, pentas artis asing, festival, pameran, industri pariwisata, pusat perbelanjaan, gedung pertemuan, dan area publik.
Penulis | : | Nabil Adlani |
Editor | : | Rahwiku Mahanani |
KOMENTAR