adjar.id – Sama seperti vaksin sebelumnya, terdapat efek samping dari lima vaksin booster bagi penerimanya.
Pemerintah Indonesia melalui Badan Pengawas Obat dan Makanan atau BPOM sudah menerbitkan izin penggunanan darurat terhadap lima vaksin COVID-19.
Tujuannya yaitu untuk diberikan sebagai vaksin dosis ketiga atau vaksin booster, Adjarian.
Menurut Medical News Today, vaksin booster adalah dosis vaksin tambahan yang dapat memberikan perlindungan ekstra terhadap penyakit.
Jadi, pemberian vaksin ini bertujuan agar tubuh bisa mengenali virus sehingga memberikan perlindungan lebih terhadap virus.
Pemberian vaksin booster ini dilakukan secara gratis oleh pemerintah dengan memprioritaskan lansia dan kelompok yang rentan.
Hal ini penting dilakukan agar lansia dan kelompok rentah tidak mudah terkena efek samping yang berbahaya dari COVID-19.
Nah, di Indonesia sudah ditetapkan lima jenis vaksin booster yaitu Coronavac, Pfizer, Moderna, AstraZeneca, dan Zifivax.
Yuk, kita kenali efek samping dari lima vaksin booster berikut ini, Adjarian.
Baca Juga: Pentingnya Pemberian Vaksin COVID-19 untuk Anak Usia 6-11 Tahun
Efek Samping 5 Vaksin Booster
Berikut ini beberapa efek samping dari lima jenis vaksin booster yang diperbolehkan oleh BPOM, yaitu:
1. Efek Samping Coronavac
Vaksin Coronavac PT.Bio Farma berdasarkan uji klinik dalam pemberikan vaksin booster bisa menimbulkan efek refaksi lokal atau efek samping nyeri di lokasi suntikan.
Vaksin Coronavac ini diberikan sebagai vaksin booster yang sifatnya sejenis atau humologus dengan vaksin dosis pertama dan vaksin dosis kedua atau vaksin primer.
Nah, penggunaan vaksin ini akan diberikan satu dosis bagi kelompok usia 18 tahun ke atas, Adjarian.
2. Efek Samping AstraZeneca
Berdasarkan hasil uji kinik vaksin AstraZeneca, efek samping dari pemberian jenis vaksin ini sifatnya ringan 55% dan sedang 37%.
Pemberian vaksin AstraZeneca sebagai vaksin booster sifatnya humologus atau pemberian sesuai dengan jenis vaksin yang didapat pada dosis pertama dan kedua.
Baca Juga: Apa yang Dimaksud dengan Vaksin Booster?
O iya, pada uji kinik vaksin ini, juga ditemukan peningkatan nilai rata-rata titer antibodi dari 1.792 menjadi 3.700.
Efek samping dari pemberian vaksin AstraZeneca yaitu muncul kemerahan, nyeri, kelelahan, sakit kepala, mual, dan meriang.
3. Efek Samping Pfizer
Efek samping dari pemberian vaksin Pfizer dalam hasil uji kinik yaitu memberikan efek yang sifatnya lokal.
Efek yang bersifat lokal ini seperti nyeri otot, nyeri sendi, demam, dan nyeri di daerah suntikan.
Nah, sebagai vaksin booster vaksin Pfizer ini sifatnya humologus atau diberikan sesuai jenis vaksin pada dosis pertama dan kedua.
Pemberian vaksin Pfizer sebagai vaksin booter dilakukan minimal enam bulan setelah mendapatkan vaksin pertama dan kedua bagi kelompok usia 18 tahun ke atas.
4. Efek Samping Zifivax
Berbeda dari ketiga jenis vaksin sebelumnya, vaksin Zifivax ini diberikan sebagai vaksin booster yang sifatnya heterogus untuk vaksin Sinopharm dan Sinovac.
Jadi, pemberian vaksin Zifivax boleh dilakukan setelah pada vaksin pertama dan kedua kita mendapatkan vaksin Sinovac atau Sinopharm.
Efek samping dari vaksin Zifivax ini di antaranya sakit kepala, rasa nyeri di daerah suntikan, lelah, nyeri otot, deman, mual, dan batuk.
5. Efek Samping Moderna
Vaksin Moderna bisa diberikan sebagai vaksin booster yang sifatrnya sejenis (humologus) dan tidak sejenis (heterologus) dari vaksin doseis pertama dan kedua.
Nah, vaksin Moderna bisa diberikan sebagai vaksin booster yang sifatnya heterologus dengan vaksin primer Pfizer, AstraZeneca, dan Johnson dengan dosis setengah.
Efek samping dari pemberian dosis ini yaitu lemas, menggigil, mual, demam, dan sakit kepala.
Adjarian, itulah tadi beberapa efek samping dari lima vaksin booster yang sudah ditetapkan BPOM.
Tonton juga video berikut ini, yuk!
Penulis | : | Nabil Adlani |
Editor | : | Aisha Amira |
KOMENTAR