Penetapan sebagai Semboyan Bangsa Indonesia
Frasa Bhinneka Tunggal Ika ditulis kembali oleh seorang ahli bahasa Belanda bernama Johan Hendrik Caspen Kern dalam tulisan berjudul Verspreide Geschriften.
Nah, tulisan tersebut kemudian dibaca lagi oleh Moh. Yamin sekitar tujuh abad setelah kitab Sutasoma dibuat.
Dalam sidang BPUPKI petama tanggal 29 Mei sampai 1 Juni 1945, Moh. Yamin mengusulkannya untuk menjadi semboyan bangsa Indonesia.
Kemudian I Gusti Bagus Sugriwa menuruskan frasa tersebut dengan “Tan hana dharma mangrwa” yang artinya tidak ada kerancuan dalam kebenaran.
Baca Juga: Memahami Arti dan Makna Bhinneka Tunggal Ika bagi Bangsa Indonesia
Selanjutnya, pada 15 Februari 1950 diumumkan lambang negara Indonesia yang dirancang oleh Sultan Hamid II atau Syarif Abdul Hamid Alkadrie.
Semboyan Bhinneka Tunggal Ika kemudian dimasukkan ke dalam simbol Garuda Pancasila tersebut, Adjarian.
Nah, Bhinneka Tunggal Ika diresmikan sebagai semboyan bagi negara Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1950.
Hal ini tertulis dalam Peraturan Pemerintah No.99 Tahun 1951 dan UUD 1945 pasal 36A.
Itulah sejarah Bhinneka Tunggal Ika yang menjadi semboyan bagi bangsa Indonesia hingga saat ini, Adjarian.
Tonton juga video berikut ini!
Penulis | : | Nabil Adlani |
Editor | : | Rahwiku Mahanani |
KOMENTAR