adjar.id – Ada beberapa ciri masyarakat multikultural dalam kehidupan bermasyarakat.
Masyarakat multikultural ini terdiri atas lebih dari dua kelompok masyarakat yang memiliki perbedaan karakteristik.
Nah, perbedaan karakteristik ini didorong oleh latar belakang sejarah, pengaruh kebudayaan asing, dan juga kondisi geografis.
Kali ini kita akan membahas mengenai ciri dari masyarakat multikultural dilihat secara vertikal yang menjadi materi sosiologi kelas 11 SMA, Adjarian.
Baca Juga: Mengenal Karakteristik Masyarakat Multikultural di Indonesia
Masyarakat multikultural secara sederhana adalah suatu masyarakat yang di dalamnya terdapat beranekaragam bentuk budaya.
Hal ini terlihat dari adanya perbedaan suku bangsa, ras, agama, dan lain sebagainya.
O iya, masyarakat multikultural ini juga biasanya diartikan sebagai masyarakat majemuk, lo.
Sekarang, kita cari tahu ciri masyarakat multikultural dilihat secara vertikal berikut ini, yuk!
“Masyarakat multikultural merupakan suatu bentuk keanekaragaman kelompok yang hidup di dalam masyarakat.”
Ciri Masyarakat Multikultural
Secara vertikal, masyarakat Indonesia yang multikultural bisa kita lihat dari ciri-ciri berikut ini:
1. Berdasarkan Kriteria Ekonomi pada Zaman Industri Modern
Saat ini, penentuan kelas sosial tidak lagi hanya ditentukan oleh aspek ekonomi.
Akan tetapi, ditentukan juga oleh aspek-aspek lainnya, seperti aspek profesionalitas seseorang.
Hal ini terjadi karena pada zaman industri modern seperti sekarang ini, lebih mengedepankan tentang penghargaan terhadap prestasi dan kreativitas seseorang dalam bidangnya.
Baca Juga: Masyarakat Multikultural: Pengertian, Ciri-Ciri, dan Proses Interaksi Sosialnya
Sehingga, kriteria kepandangan atau kepemilikan modal saja belum cukup untuk digunakan sebagai pedoman dalam pengelompokkan masyarakat.
Pengelompokkan masyarakat pada zaman industri modern ini lebih mengarah kepada aspek profesionalitas agar bisa memberikan kontribusi di tempat kerja.
“Pada zaman industri modern lebih mengedepankan prestasi dan kreativitas yang bisa memberikan kontribusi bagi tempat kerja.”
2. Berdasarkan Kriteria Feodal
Secara umum, pembagian masyarakat berdasarkan kriteria feodal ini adalah masyarakat yang masih menggunakan sistem kerajaan.
Beberapa wilayah di Indonesia masih menganut sistem kerajaan ini, seperti Yogyakarta, Surakarta, Kutai Banjar, Aceh, Cirebon, dan daerah lainnya.
Adjarian, ada beberapa pola dasar dari masyarakat feodal ini, di antaranya:
• Raja dan kaum bangsawan merupakan pusat kekuasaan yang harus ditaati oleh warganya, karena memiliki hak istimewa atau privilege.
• Terdapat lapisan utama, yaitu raja dan kaum bangsawan dan lapisan di bawahnya, yaitu rakyat kerajaan.
Baca Juga: Bentuk Keberagaman Masyarakat Indonesia: Suku Bangsa dan Antargolongan
• Adanya pola ketergantungan, di mana kaum feodal seperti raja dan kaum bangsawan menjadi tokoh panutan yang harus disegani.
Sementara rakyat harus selalu menghamba dan berada pada tingkat bawah dan terkadang dirugikan.
• Terdapat pola hubungan yang diskriminatif, di mana kaum feodal bebas memperlakukan rakyatnya dengan semena-mena.
• Terdapat sistem stratifikasi tertutup bagi golongan bawah, sehingga golongan bawah tidak akan bisa berpindah menjadi golongan atas.
“Pada masyarakat feodal terdapat beberapa pola dasar, salah satunya pusat kekuasaan ada pada raja dan kaum bangsawan.”
3. Berdasarkan Kriteria pada Masa Kolonial Belanda
Masyarakat di Indonesia pada masa penjajahan dibagi ke dalam tingkatan-tingkatan berdasarkan ras.
Hal ini juga berperangaruh pada kesempatan di dalam kehidupan ekonomi yang biasa dirasakan oleh masyarakat.
Misalnya, masyarakat yang boleh menjadi pedagang besar hanya golongan teratas, sementara golongan paling paling bawah hanya boleh menjadi pedagang kecil.
4. Berdasarkan Kriteria pada Zaman Pendudukan Jepang
Pada masa ini, jepang menempatkan golongannya pada strata kelas yang paling atas, setelahnya ada Bumiputera dan golongan Eropa.
Penggolongan ini bertujuan untuk menarik simpati rakyat Indonesia agar mendukung Jepang pada Perang Asia Timur Raya.
Baca Juga: Karakteristik dan Sifat Stratifikasi Sosial
5. Berdasarkan Kriteria Pertanian
Pada masyarakat pertanian, pengelompokkan masyarakat menggunakan kriteria kepemilikan tanah. Nah, biasanya golongan teratas ditempati oleh pembuka tanah atau cikal bakal.
Kelompok ini dan keterunannya dianggap sebagai golongan elit oleh masyarakat. Lalu, setelahnya ada kelompok pemilik banyak tanah dan orang kaya atau disebut kuli kenceng.
Setelah itu ada kelompok yang memiliki tanah sedikit dan hasilnya hanya untuk konsumsi sendiri, serta paling bawah ada kelompok tidak memiliki tanah.
Nah, itulah ciri masyarakat multikultural yang dilihat secara vertikal, Adjarian.
Sekarang jawab pertanyaan berikut ini, yuk!
Pertanyaan |
Apa yang menjadi faktor penentu kelas sosial di zaman industri modern? |
Petunjuk: Cek halaman 2. |
Tonton juga video ini, ya!
Penulis | : | Nabil Adlani |
Editor | : | Rahwiku Mahanani |
KOMENTAR