adjar.id – Apa saja jenis-jenis indeks harga saham di bursa efek, ya?
Indeks harga saham merupakan suatu angka yang digunakan untuk membandingkan perubahan harga saham dari waktu ke waktu, Adjarian.
Kali ini kita akan membahas mengenai beberapa jenis dari indeks harga saham pada bursa efek Jakarta yang menjadi materi ekonomi kelas 11 SMA.
Nah, indeks harga saham ini bisa menjadi indikator dari suatu pergerakan saham yang sangat berguna bagi seorang investor yang ingin berinvestasi di pasar modal.
Baca Juga: Instrumen dan Pelaku dalam Pasar Modal
Fungsi dari indeks harga saham ialah untuk memantau kerja dari bursa saham secara umum.
Selain itu, adanya indeks harga saham juga bisa menjadi suatu acuan bagi investor untuk menjual, menahan, ataupun membeli sebuah saham.
Nah, berikut ini jenis-jenis indeks harga saham.
“Adanya indeks harga saham bisa menjadi acuan bagi investor saat ingin berinvestasi.”
Jenis-Jenis Indeks Harga Saham
Berikut ini beberapa jenis indeks harga saham yang ada di dalam bursa efek Jakarta.
1. Indeks Harga Saham Individual
Indeks harga saham individual atau IHSI merupakan indeks yang menggambarkan pergerakan harga dari masing-masing saham yang tercatat dalam bursa efek Jakarta.
Nah, dalam bursa efek terdapat daftar saham teraktif pada kurun waktu tententu.
Saham teraktif merupakan saham yang paling sering diperjualbelikan di bursa efek Jakarta, Adjarian.
Cara untuk menemukan atau mencari saham teraktif dari banyaknya saham yang diperjualbelikan di bursa efek Jakarta ialah dengan indeks harga saham individual.
Baca Juga: Jenis-Jenis Penawaran dalam Mekanisme Kerja Bursa Efek
2. Indeks Harga Saham Gabungan
Indeks harga saham gabungan atau IHSG merupakan indeks yang digunakan sebagai indikator pergerakan saham yang tercatat di bursa efek Jakarta.
Indeks inilah yang paling banyak digunakan sebagai acuan mengenai perkembangan yang terjadi di pasar modal.
Nah, IHSG ini juga bisa digunakan untuk menilai situasi pasar secara umum atau bisa juga untuk mengukur harga saham.
Mengukur harga saham di sini ialah mengukur apakah harga saham mengalami penurunan atau kenaikan dan melibatkan seluruh harga saham yang tercatat di bursa efek Jakarta.
“Fungsi indeks harga saham gabungan salah satunya menjadi acuan mengenai perkembangan kegiatan yang terjadi di pasar modal.”
Adjarian, adanya angka indeks bisa membuat investor mengetahui kondisi pasar, apa sedang ramai, stabil, atau melemah.
Cara mengetahui kondisi pasar modal, yaitu dengan melihat indeks harga saham gabungan di bursa efek.
Jadi, pasar modal bisa dikatakan sedang ramai jika angka indeks harga saham gabungan atau IHSGnya berada di atas 100.
Jika angka IHSG berada di bawah 100, maka dikatakan bahwa kondisi pasar sedang lemah dan jika nilainya 100 maka kondisi pasar sedang mengalami kestabilan.
Baca Juga: Manfaat dan Risiko Investasi pada Saham
3. Indeks Harga Sektoral
Indeks harga sektoral merupakan semua saham yang ada di bursa efek Jakarta yang dikategorikan menjadi beberapa sektor industri, yaitu:
• Industri pertanian
• Industri perkebunan
• Industri pertambangan
• Industri dasar dan kimia
• Konsumsi
• Properti
• Keuangan
• Transportasi
• Perdagangan
“Adanya indeks harga saham gabungan membuat investor bisa mengetahaui kondisi pasar.”
4. Indeks Harga LQ45
Indeks harga LQ45 merupakan indeks yang berisikan 45 saham yang sering diperdagangkan, sangat likuid, dan memiliki kapitalisasi pasar yang sangat besar.
5. Indeks Syariah atau Indeks Islam
Indeks syariah atau indeks Islam merupakan indeks yang terdiri atas 30 jenis saham yang bisa dipilih berdasarkan aturan dari syariah Islam.
Baca Juga: Mengenal Lebih Jauh Tentang Apa Itu Pasar Modal pada Sistem Ekonomi
Nah, itulah jenis-jenis indeks harga saham pada bursa efek Jakarta yang salah satunya adalah indeks harga saham gabungan atau IHSG, Adjarian.
Untuk mengasah pemahaman kita tentang materi seputar jenis indeks harga saham di bursa efek tersebut, yuk, sekarang jawab pertanyaan berikut ini!
Pertanyaan |
Apa yang dimaksud dengan indeks harga saham gabungan? |
Petunjuk: Cek halaman 2-3. |
Tonton juga video berikut ini, yuk!
Penulis | : | Nabil Adlani |
Editor | : | Rahwiku Mahanani |
KOMENTAR