adjar.id – Adjarian, di dalam suatu wilayah terdapat pusat pertumbuhan yang sangat berpengaruh.
Pusat pertumbuhan sendiri merupakan suatu wilayah yang memiliki perkembangan sangat pesat dan menjadi pusat pembangunan.
Nah, suatu wilayah dapat dikatakan sebagai pusat pertumbuhanan jika memiliki aktivitas yang bisa memengaruhi daerah-daerah di sekitarnya.
Baca Juga: Pola Keruangan Desa dan Kota: Definisi, Klasifikasi dan Tata Ruang
Pusat pertumbuhan wilayah ini dapat berupa kabupaten, kecamatan, kota, bahkan provinsi.
Adanya pusat pertumbuhan ini, bertujuan untuk membangun proses interaksi antarwilayah di sekitarnya.
Ternyata Ada teori pusat-pusat pertumbuhan, lo, Adjarian tahu apa saja?
Yuk, kita simak berbagai teori pusat-pusat pertumbuhan berikut ini.
“Pusat pertumbuhan adalah suatu wilayah yang berkembang secara pesat serta menjadi pusat pembangunan.”
Teori Pusat-Pusat Pertumbuhan
Berikut ini jenis-jenis teori pusat-pusat pertumbuhan, di antaranya:
1. Teori Tempat Sentral
Teori tempat yang sentral atau central place theory adalah suatu lokasi yang letaknya terpusat atau sentral dan digunakan untuk melayani berbagai kebutuhan penduduknya.
Tempat ini bisa dijadikan untuk berkumpulnya manusia dalam jumlah yang besar, baik terlibat dalam aktivitas pelayanan atau hanya menjadi konsumen.
Berdasarkan teori ini, tempat yang sentral adalah titik simpul dari suatu bentuk segienam.
Baca Juga: Batas Wilayah Indonesia, Salah Satunya Berbatasan dengan Malaysia
Nah, daerah segienam ini merupakan wilayah yang penduduknya bisa dilayani oleh tempat sentral tersebut.
O iya, dalam kenyataan tempat yang sentral dapat berupa pusat perbelanjaan, kota-kota besar, rumah sakit, sekolah, ibukota provinsi, dan lainnya.
Tempat yang sentral ini memiliki kekuatan untuk menarik penduduk yang tinggal disekitarnya.
Misalnya, pada ibukota provinsi, di mana bisa menjadi daya tarik bagi penduduk dari kota kabupaten.
“Teori tempat yang sentral merupakan lokasi yang sentral serta digunakan untuk melayani kebutuhan penduduknya.”
1. Teori Kutub Pertumbuhan
Teori ini bisa disebut juga sebagai teori pusat pertumbuhan, yang menjelaskan bahwa pembangunan suatu wilayah atau kota tidak dilakukan dengan serentak.
Menurut teori ini, pembangunan dilakukan pada tempat-tempat tertentu yang memiliki intensitas serta kecepatan yang berbeda-beda.
Nah, tempat yang menjadi pusat pembangunan itu disebut sebagai pusat atau kutub pertumbuhan.
Baca Juga: Pola Wilayah Negara Berkembang dan Maju: Definisi dan Indikatornya
Lalu, dari kutub inilah selanjutnya proses pembangunan akan menyebar ke wilayah lain di sekitarnya.
2. Teori Model Potensial
Teori model potensial atau potential model merupakan konsep di mana setiap daerah mempunyai potensi yang bisa dikembangkan.
Potensi tersebut dapat berupa sumber daya manusia atau sumber daya alamnya.
Misalnya, suatu daerah yang memiliki lahan luas adalah petensi yang bisa dikembangkan menjadi sektor pertanian, rekreasi, peternakan dan usaha lainnya.
“Pembangunan suatu wilayah berawal dari daerah yang memiliki intensitas dan kecepatan yang menyebar ke daerah di sekitarnya adalah teori kutub pertumbuhan.”
Setiap daerah memiliki potensi yang berbeda-beda, maka dari itu pengembangan potensi daerahnyapun memiliki corak yang berbeda juga.
Misalnya, pada derah yang dikembangkan menjadi daerah industri akan berbeda pola pengembangannya dengan daerah perkebunan.
4. Teori Agropolitan
Teori agropolitan adalah usaha pedesaan untuk lebih terbuka dalam pembangunan yang nantinya bisa menciptakan kota di daerah pedesaan atau disebut agropolitan.
Baca Juga: Pengertian, Objek Studi, Prinsip, dan Konsep Ilmu Geografi
Tujuan dilakukan teori agropolitan ini, untuk meningkatkan pendapatan penduduk di pedesaan dan juga mendapatkan fasiltas yang memadai.
Hal ini akan membuat masyarakat pedesaan untuk meningkatkan kesejahteraan hidup seperti masyarakat kota.
Nah, Adjarian itu tadi jenis-jenis teori pusat pertumbuhan wilayah.
Sekarang, yuk, coba jawab soal di bawah ini!
Pertanyaan |
Apa yang dimaksud dengan teori tempat sentral? |
Petunjuk: Cek halaman 2. |
Penulis | : | Nabil Adlani |
Editor | : | Aisha Amira |
KOMENTAR