adjar.id - Adjarian, kali ini kita akan mengerjakan dan menyimak contoh soal, jawaban, dan pembahasan delapan jenis arah mata angin.
Dengan mempelajari delapan jenis arah mata angin, pengetahuan kita akan bertambah.
Ketika masa pandemi berakhir, kita dapat melakukan kemah di hutan menggunakan pengetahuan ini sebagai dasarnya, lo!
Nah, yuk, kerjakan!
1. Pembagian delapan arah mata angin didasarkan pada?
Jawaban dan pembahasan:
Pembagian delapan arah mata angin didasarkan pada cardinal points dan ordinal points.
Baca Juga: Hukum Gerak Newton II dan Contohnya dalam Kehidupan Sehari-hari
2. Jelaskan apa itu Cardinal points!
Jawaban dan pembahasan:
Cardinal points ditentukan dari arah sudut yang berkelipatan 90.
Pembagiannya menggunakan cara tersendiri, yaitu:
Utara = 0 atau 360 derajat
Timur = 90 derajat
Selatan = 180 derajat
Barat = 270 derajat
3. Jelaskan apa itu Ordinal Points!
Jawaban dan pembahasan:
Ordinal points adalah arah pertengahan.
Ordinal points terdiri dari:
Baca Juga: Cara Menanyakan dan Menunjukkan Arah dan Lokasi dengan Bahasa Inggris
Timur laut = 45 derajat antara timur dengan utara
Tenggara = 135 derajat antara timur dengan selatan
Barat daya = 225 derajat antara barat dan selatan delapan jenis arah mata angin, ya.
Barat laut = 315 derajat antara utara dan barat
4. Bila kita tersesat, bagaimana cara menentukan arah mata angin?
Jawaban dan pembahasan:
Cara paling mudah adalah dengan melihat matahari.
Matahari pasti terbit dari timur dan terbenam ke arah barat.
Contohnya, saat kita tersesat pada sore hari, matahari saat itu sedang berada di arah barat.
Baca Juga: Kumpulan Contoh Soal dan Jawaban Materi Direction and Location
Maka arah kanan adalah utara, arah kiri adalah selatan, dan arah sebaliknya adalah timur.
Jika cuaca tak cerah kita bisa membuat magnet sederhana dengan menggosok-gosokan magnet dalam satu arah yang sama ke jarum.
Bila malam, kita bisa melihat melalui petunjuk rasi bintang.
Nah, itulah contoh soal dan jawaban serta pembahasan materi
Penulis | : | Irfan Sholeh |
Editor | : | Aisha Amira |
KOMENTAR