Raja dan Permaisuri memberikan kalung indah ke sang putri. Sebuah kalung permata berwarna-warni.
Namun, sang putri menolak. Ia tak suka kalung itu. Permaisuri membujuk agar sang putri menerimanya.
”Aku tidak mau! Aku tidak suka kalung itu! Kalung itu jelek!” teriak sang putri sambil menepis tangan Permaisuri.
Baca Juga: Mengetahui Definisi dan Jenis-Jenis Poster dalam Bahasa Indonesia
Kalung itu terjatuh. Permata tercerai berai di lantai. Permaisuri menangis. Sebuah tangisan yang sangat menyayat hati.
Rakyat pun ikut sedih melihat kejadian itu. Mereka menangis.
Tak disangka, air mata yang tumpah ke lantai berubah menjadi aliran air dan menghanyutkan permata yang berserak sampai ke luar istana. Lalu terbentuklah danau.
Anehnya, air danau berwarna-warni seperti warna-warna permata kalung Putri. Kini
danau itu dikenal dengan nama Telaga Warna.
"Terdapat legenda yang menceritakan kisah terbentuknya Telaga Warna."
Penulis | : | Irfan Sholeh |
Editor | : | Rahwiku Mahanani |
KOMENTAR