adjar.id – Adjarian pernah melihat atau bahkan membaca puisi?
O iya, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), puisi adalah ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan baik.
Pergeseran zaman serta pengaruh barat membuat puisi terbagi menjadi 2 bagian, yaitu puisi lama dan puisi baru.
Sekarang, yuk, simak penjelasan mengenai puisi lama dan jenis-jenis puisi lama.
Baca Juga: Perbedaan Sinonim dan Antonim serta Contoh-contohnya
Pengertian Puisi Lama
Puisi lama adalah puisi yang masih terikat dengan ketentuan-ketentuan, baik dari segi rima, suku kata sampai baitnya.
Ketentuan dalam puisi lama, yaitu sebagai berikut:
- Terikat dengan rima dan irama.
- Terikat dengan jumlah baris, yaitu berjumlah 2, 4, atau lebih.
“Puisi lama adalah puisi yang masih terikat oleh ketentuan-ketentuan yang berlaku dan puisi ini bercirikan melayu”
- Terikat dengan banyaknya suku kata.
- Jumlah kata dalam satu baris.
Nah, setelah mengetahui tentang pengertian puisi lama, yuk, kita lanjut mengenal jenis-jenis puisi lama.
Jenis-Jenis Puisi Lama
1. Mantra
Mantra merupakan salah satu jenis puisi lama yang dianggap memiliki kekuatan gaib.
Baca Juga: Apa Itu Reklame? Ini Pengertian, Fungsi, dan Jenis-Jenisnya
Ciri khas dari mantra adalah sebagian kata-kata yang diulang untuk memberi rasa sugesti bagi yang mendengarkannya.
2. Syair
Syair adalah puisi lama yang lebih ke arah bercerita.
Aturan dalam syair yaitu:
a. Tiap bait terdiri atas empat baris.
b. Memiliki rima a-a-a-a.
“Mantra merupakan jenis puisi lama yang identik dengan kekuatan gaib.”
c. Setiap baris adalah isi dan saling berkaitan.
d. Tiap baris terdiri dari 8 sampai 12 suku kata.
3. Pantun
Pantun merupakan puisi lama yang masih sering digunakan sampai saat ini untuk berkomunikasi sampai upacara adat pernikahan adat Betawi.
Baca Juga: Apa Itu Teks Deskripisi? Ini Pengertian, Tujuan, dan Jenis-Jenisnya
Ciri-ciri pantun, yaitu:
a. Bersajak a-b-a-b
b. Terdapat 4 baris dalam satu bait.
c. Terdapat 8 sampai 12 suku kata dalam satu baris.
d. Baris pertama dan kedua merupakan sampiran, sedangkan baris ketiga dan keempat adalah isi.
“Pantun merupakan jenis puisi lama yang masih sering digunakan dan sangat populer sampai saat ini.”
4. Karmina
Karmina digunakan sebagai media untuk menyatakan sindiran.
Karmina merupakan pantun yang terdiri dari 4 baris dan tiap barisnya mengandung empat sampai dengan lima suku kata.
Tetapi, seiring berjalannya waktu, bentuk karmina berubah menjadi dua baris dan memiliki delapan hingga 12 suku kata serta bersajak a-a-b-b.
Baca Juga: Mengenal Kosakata Pekerjaan dalam Bahasa Inggris (Job and Occupation)
5. Gurindam
Gurindam adalah puisi lama yang setiap baitnya terdiri dari dua baris dan gurindam sangat mirip dengan pantun, hanya gurindam tidak memiliki sampiran.
Ciri-ciri gurindang, yaitu:
a. Setiap bait terdiri dari dua baris.
b. Memiliki 10 sampai 14 kata tiap barisnya.
c. Hubungan tiap barisnya adalah sebab akibat.
“Puisi lama yang digunakan untuk menyatakan sindiran adalah karmina.”
d. Bersajak A-A, B-B, C-C, dan seterusnya.
e. Isi gurindam berupa nasihat, filosofi hidup ataupun kata-kata mutiara.
6. Seloka
Seloka adalah jenis puisi lama yang berisikan kiasan untuk bergurau ataupun menyindir.
Seloka dapat ditulis dalam bentuk syair atau pantun, di mana pengaturan persajakannya sangat penting.
Baca Juga: Mengenal Puisi, Unsur Pembentuk Puisi, dan Struktur Batin Puisi
Ciri Seloka di antaranya:
a. Terdiri dari 4 baris atau lebih dalam satu bait.
b. Bersajak a-b-a-b.
c. Setiap baris terdiri dari 4 suku kata
Nah, Adjarian itu tadi pengertian puisi lama dan jenis-jenis puisi lama.
Sekarang, yuk coba jawab pertanyaan berikut!
Pertanyaan |
Apa yang membedakan gurindam dengan pantun? |
Petunjuk: Cek halaman 4. |
Penulis | : | Nabil Adlani |
Editor | : | Aisha Amira |
KOMENTAR