adjar.id – Adjarian pasti pernah melihat laut, bukan?
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), laut adalah kumpulan air asin dalam jumlah yang banyak dan luas yang menggenangi dan membagi daratan atas benua atau pulau.
Nah, pada pelajaran geografi kelas 10, ada materi tentang zona kedalam laut.
Yap, laut memiliki kedalaman yang berbeda-beda.
Baca Juga: Inilah Macam-macam Klasifikasi Laut di Dunia, Termasuk Laut Regresi
Lautan sangat luas dan memiliki permukaan yang tidak rata, ada yang dangkal dan ada pula yang dalam.
Kedalaman laut rata-rata adalah 3,7 kilometer.
Zona kedalaman laut secara vertikal, yaitu dari atas ke bawah terbagi ke beberapa kategori, yaitu zona litoral, neritik, batial, dan juga abisal.
Yuk, simak penjelasan lengkap tentang empat zona kedalaman laut tersebut!
“Ada empat kategori zona kedalaman laut, yaitu zona litoral, neritik, batial, dan abisal."
1. Zona Litoral
Zona litoral merupakan wilayah laut yang dibatasi oleh pasang surut dan pasang naik air laut.
Pada saat air laut surut, wilayah ini akan menjadi daratan atau pantai. Nah, ketika saat air laut pasang, wilayah ini akan tenggelam.
Laut zona litoral berada di antara garis air laut surut dan garis air laut pasang atau disebut juga sebagai zona pasang surut.
Baca Juga: Mempelajari Pesisir dan Laut: Klasifikasi, Jenis dan Contoh-Contohnya
Pada zona litoral dapat ditemukan beberapa spesies seperti udang, kepiting, bintang laut, dan juga cacing, karena suhu panas matari sangat kuat.
Dalam kehidupan sehari-hari, zona litoral biasanya dimanfaatkan masyarakat untuk tambak garam, pemanfaatan hutan mangrove, dan juga wisata pantai karang.
2. Zona Neritik
Zona neritik merupakan wilayah laut yang kedalaman maksimalnya adalah 200 meter.
Kedalaman 200 meter masih tergolong dangkal dan sinar matahari masih dapat menembus hingga ke dasar laut.
“Zona litoral merupakan wilayah pasang surut yang berada di garis air laut pasang dan surut.”
Sinar matahari yang mampu menembus zona neritik membuat zona ini kaya akan organisme laut, mulai dari berbagai jenis ikan, gangga, terumbu karang, dan berbagai vegetasi lainnya.
Pada zona neritik juga banyak mengandung banyak oksigen, oleh karenanya terdapat banyak organisme plankton.
Zona neritik dalam kehidupan sehari-hari dimanfaatkan masyarakat sebagai tempat wisata terumbu karang, tangkapan ikan, dan budidaya kerang serta rumput laut.
Zona neritik di Indonesia berada di Laut Jawa, Selat Malaya, dan Laut Natuna.
Baca Juga: Pengertian, Objek Studi, Prinsip, dan Konsep Ilmu Geografi
3. Zona Batial
Zona batial merupakan wilayah laut yang memiliki kedalaman 200 sampai 2.500 meter serta cahaya matahari sudah mulai meredup.
Kondisi sinar matahari yang sudah mulai meredup membuat biota laut tidak begitu banyak tinggal di sini jika dibanding dengan zona neritik.
Zona batial banyak dihuni oleh hiu, lumba-lumba, gurita dan paus. Namun, tumbuhan sudah jarang hidup di zona ini.
Dalam kehidupan sehari-hari, zona batial dimafaatkan untuk penangkapan ikan dalam skala besar.
“Zona neritik memiliki lebih banyak biota laut tinggal daripada zona batial.”
4. Zona Abisal
Zona abisal merupakan zona laut yang sangat dalam dan gelap, serta memiliki tekanan yang tinggi.
Zona abisal juga disebut dengan laut dalam, dengan kedalaman lebih dari 2.500 meter.
Zona yang sangat gelap dan memiliki temperatur yang tinggi membuat hanya beberapa hewan saja yang bisa hidup dan beradaptasi.
Baca Juga: Pengaruh Letak Geografis Indonesia dan Contoh Keuntungannya
Terdapat palung dan lubuk laut di zona abisal.
O iya, ada beberapa binatang yang dapat mengeluarkan cahaya dari tubuhnya.
Zona abisal dimanfaatkan sebagai sumur bor minyak di laut lepas.
Nah Adjarian, itulah macam-macam zona kedalaman laut.
Yuk, sekarang jawab pertanyaan berikut!
Pertanyaan: |
Sinar matahari yang masuk ke dalam laut masih banyak dan terjadi perpindahan pasang surut adalah karakteristik zona kedalaman laut apa? |
Petunjuk: Cek halaman 2 |
Penulis | : | Nabil Adlani |
Editor | : | Rahwiku Mahanani |
KOMENTAR