adjar.id – Tahukah Adjarian bahwa tempat yang kita tinggali ini terdiri dari beberapa lapisan bumi?
Yap, salah satu lapisannya adalah litosfer. Nah, apa itu litosfer ?
Litosfer adalah seluruh bagian padat bumi termasuk inti bumi.
Struktur padat bumi itu sendiri terdiri atas bagian mantel, kerak serta inti bumi.
Kerak, mantel, dan inti bumi tersebut masih terdiri lagi dari beberapa bagian, lo.
Baca Juga: Mengapa Bumi Disebut sebagai Planet Biru?
Kerak bumi terdiri atas kerak samudera dan kerak benua. Sedangkan, mantel bumi terdiri dari mantel atas dan mantel bawah.
Inti bumi dibedakan atas inti luar yang bentuknya berupa cairan pekat dan inti dalam yang menyerupai padatan.
Nah, ada dua teori struktur bumi yang berkaitan dengan lapisan bumi tersebut.
Kita simak penjelasan tentang teori struktur bumi berikut ini, yuk!
“Litosfer merupakan bagian padat bumi yang terdiri atas mantel bumi, kerak bumi, dan juga inti bumi.”
Teori Struktur Bumi
1. Teori Lempeng
Seorang ahli meteorologi yang berasal dari Jerman bernama Alfred Wagener berpendapat bahwa teori lempeng didasari oleh teori pergerakan bumi.
Pada zaman dahulu, benua yang ada di bumi semuanya menyatu membentuk sebuah daratan yang disebut dengan pangea.
Pada 200 juta tahun lalu, daratan tersebut berpisah dan bergerak menjauh secara perlahan-lahan.
Baca Juga: Melakukan Konservasi Flora dan Fauna untuk Menjaga Kekayaan Indonesia
Namun, pada tahun 1960, dikembangkan teori tektonik lempeng oleh para ilmuan dengan menggabungkan teori countinental drift dan seafloor spreading.
Pada teori ini, bagian kerak bumi dan bagian atas mantel bumi terbagi menjadi beberapa bagian yang disebut dengan lempeng.
Ketika lempeng bergerak, akan menjadikan adanya interaksi antarlempeng, di mana lempeng dapat bergerak memisah dan menjauh serta mendekat sampai terjadi tubrukan lempeng.
Nah, pergerakan sebuah lempeng akan berdampak pada perubahan lempeng lainnya.
“Teori lempeng didasari oleh teori pergerakan bumi menurut ahli meteorologi Jerman, Alfred Wagener.”
Dua lempeng yang saling menjauh disebut dengan divergent, yang mengakibatkan peristawa patahan atau retakan.
Patahan terbesar di dunia panjangnya 1.300 km yang bernama patahan San Andreas di California, Amerika Serikat.
Nah, jika dua lempeng saling mendekat, disebut dengan convergent yang mengakibatkan fenomena subduksi dan tabrakan antarbenua.
Salah satu akibat dari tabrakan antarbenua adalah terbentuknya pegunungan.
Baca Juga: Sistem Informasi Geografis: Pengertian, Komponen, dan Manfaat
2. Gempa Bumi dan Gunung Berapi
Gempa bumi merupakan getaran yang merambat melalui material bumi yang disebabkan oleh energi dari pergerakan lempeng di dalam bumi.
Gelombang gempa bumi yang merambat sepanjang permukaan bumi disebut seismik.
Gempa bumi yang terjadi di dasar laut akan mengakibatkan air laut terdorong dan naik ke permukaan laut sehingga menimbulkan gelombang yang sangat besar.
“Gempa bumi dapat terjadi di permukaan bumi dan juga di dasar laut.”
Adjarian pasti sudah pernah mendengar tentang tsunami, bukan?
Jadi, tsunami itu berasal dari gempa bumi yang terjadi di dasar laut.
Sedangkan, teori gunung berapi yaitu terbentuknya gunung berapi karena terjadi tabrakan antara dua lempeng.
Indonesia menjadi salah satu negara tempat lempeng bertemu. Maka dari itu Adjarian, Indonesia banyak memiliki gunung berapi.
Rangkaian gunung api yang terkenal yaitu bernama ring of fire atau cincin api pasifik.
Nah, itulah penjelasan tentang apa itu litosfer dan teori struktur bumi yang berkaitan dengan lapisan bumi.
Sekarang, Adjarian coba jawab pertanyaan berikut ini, yuk!
Pertanyaan: |
Peristiwa yang menyebabkan terjadinya patahan atau retakan di muka bumi disebut dengan peristiwa? |
Petunjuk: Cek halaman 3. |
Penulis | : | Nabil Adlani |
Editor | : | Rahwiku Mahanani |
KOMENTAR