1. Teori Lempeng
Seorang ahli meteorologi yang berasal dari Jerman bernama Alfred Wagener berpendapat bahwa teori lempeng didasari oleh teori pergerakan bumi.
Pada zaman dahulu, benua yang ada di bumi semuanya menyatu membentuk sebuah daratan yang disebut dengan pangea.
Pada 200 juta tahun lalu, daratan tersebut berpisah dan bergerak menjauh secara perlahan-lahan.
Baca Juga: Melakukan Konservasi Flora dan Fauna untuk Menjaga Kekayaan Indonesia
Namun, pada tahun 1960, dikembangkan teori tektonik lempeng oleh para ilmuan dengan menggabungkan teori countinental drift dan seafloor spreading.
Pada teori ini, bagian kerak bumi dan bagian atas mantel bumi terbagi menjadi beberapa bagian yang disebut dengan lempeng.
Ketika lempeng bergerak, akan menjadikan adanya interaksi antarlempeng, di mana lempeng dapat bergerak memisah dan menjauh serta mendekat sampai terjadi tubrukan lempeng.
Nah, pergerakan sebuah lempeng akan berdampak pada perubahan lempeng lainnya.
“Teori lempeng didasari oleh teori pergerakan bumi menurut ahli meteorologi Jerman, Alfred Wagener.”
Penulis | : | Nabil Adlani |
Editor | : | Rahwiku Mahanani |
KOMENTAR