adjar.id - Apa saja sifat-sifat sosiologi?
Kali ini kita akan mempelajari tentang sifat-sifat sosiologi, materi Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) kelas X Kurikulum Merdeka.
Secara etimologis, istilah sosiologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu socius yang berarti kawan dan logos yang artinya ilmu.
Nah, berdasarkan asal istilahnya, sosiologi diartikan sebagai ilmu tentang teman atau kawan.
Sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang sifat, perilaku, dan perkembangan masyarakat.
Sosiologi juga dipahami sebagai ilmu kemasyarakatan yang mempelajari manusia sebagai anggota golongan atau masyarakat, adat, kebiasaan, kepercayaan atau agama, tingkah laku, dan kesenian atau kebudayaan masyarakat.
Sebagai ilmu pengetahuan, sosiologi memiliki karakteristik atau sifat-sifat tertentu yang membedakannya dari disiplin ilmu lain.
Tokoh yang memperkenalkan sosiologi adalah Auguste Comte dalam buku yang berjudul "Cours De Philosophie Positive".
Dalam sosiologi, terdapat beberapa objek kajian yang menjadi fokus utama, yang membantu memahami dinamika sosial serta fenomena yang terjadi di dalam masyarakat.
Objek kajian dalam ilmu sosiologi dibagi menjadi dua, yaitu objek material dan objek formal.
Objek material dalam sosiologi adalah masyarakat itu sendiri. Masyarakat sebagai objek material mencakup berbagai aspek kehidupan sosial.
Baca Juga: 4 Aneka Tindakan Sosial Menurut Max Weber, Materi IPS Kelas X Kurikulum Merdeka
Sementara objek formal dalam sosiologi adalah hubungan atau interaksi yang terjadi antara individu, kelompok, atau masyarakat secara keseluruhan.
Fokus dari objek formal ini adalah pola hubungan yang terjadi dalam masyarakat serta dampaknya terhadap struktur sosial dan kebudayaan.
Pada artikel ini kita akan mempelajari tentang sifat-sifat sosiologi, materi Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) kelas X Kurikulum Merdeka. Yuk, kita pelajari sama-sama!
"Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang masyarakat, perilaku sosial, serta interaksi yang terjadi antarindividu maupun kelompok dalam berbagai konteks sosial."
Sifat-Sifat Sosiologi
1. Empiris
Sifat empiris dalam sosiologi berarti bahwa ilmu ini didasarkan pada fakta-fakta yang nyata dan dapat diamati secara langsung.
Sosiologi memerlukan data yang diambil dari realitas sosial melalui observasi, survei, eksperimen, atau metode penelitian lainnya.
Dengan kata lain, kesimpulan yang dibuat dalam sosiologi harus didukung oleh bukti-bukti yang konkret, bukan berdasarkan spekulasi atau asumsi tanpa dasar.
Contohnya, ketika seorang sosiolog ingin meneliti pengaruh pendidikan terhadap mobilitas sosial, ia akan mengumpulkan data dari masyarakat, melakukan wawancara, mengamati pola-pola pendidikan, dan melihat bagaimana pendidikan mempengaruhi status sosial seseorang.
2. Teoretis
Baca Juga: Objek Kajian dalam Ilmu Sosiologi, Materi IPS Kelas X Kurikulum Merdeka
Sifat teoretis menunjukkan bahwa sosiologi berusaha untuk merumuskan teori-teori yang dapat menjelaskan hubungan antar-fenomena sosial.
Dalam sosiologi, data empiris yang telah dikumpulkan diolah menjadi teori-teori yang lebih umum untuk menjelaskan pola-pola sosial yang terjadi.
Tujuan utama dari sifat teoretis ini adalah untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam mengenai bagaimana masyarakat berfungsi dan mengapa suatu fenomena sosial terjadi.
Teori-teori dalam sosiologi, seperti teori konflik, teori fungsionalisme atau teori interaksionisme simbolik, adalah contoh dari upaya sosiolog untuk menyusun penjelasan yang sistematis dan menyeluruh tentang fenomena sosial tertentu.
Teori-teori ini tidak hanya menjelaskan fenomena yang ada tetapi juga memprediksi kemungkinan perubahan di masa depan.
3. Kumulatif
Sifat kumulatif dalam sosiologi berarti bahwa pengetahuan dan teori-teori yang ada terus berkembang berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya.
Ilmu sosiologi bersifat dinamis, di mana hasil penelitian atau teori baru akan memperbarui atau memperkuat teori yang sudah ada.
Ini berarti bahwa sosiologi selalu menggunakan temuan-temuan masa lalu sebagai dasar untuk memahami dan mengembangkan pengetahuan baru.
Sebagai contoh, teori-teori tentang modernisasi dalam sosiologi telah berkembang seiring dengan perubahan masyarakat global.
Teori-teori awal mungkin difokuskan pada industrialisasi dan urbanisasi, sementara penelitian-penelitian terkini menambahkan wawasan baru tentang dampak digitalisasi dan globalisasi.
Baca Juga: 15 Pengertian Sosiologi Menurut Para Ahli, Materi IPS Kelas X Kurikulum Merdeka
4. Nonetis
Sosiologi bersifat nonetis, yang berarti bahwa ilmu ini tidak menilai apakah suatu fenomena sosial itu baik atau buruk, benar atau salah.
Sosiologi berfokus pada penjelasan dan analisis, bukan pada penilaian moral.
Dalam penelitian sosiologis, fenomena sosial diamati secara objektif tanpa melibatkan pandangan pribadi atau norma-norma etis tertentu.
Sebagai contoh, ketika seorang sosiolog meneliti tentang kemiskinan, ia tidak akan mengatakan apakah kemiskinan itu baik atau buruk, tetapi akan berusaha memahami faktor-faktor penyebab kemiskinan, dampaknya pada masyarakat, serta bagaimana kemiskinan dapat dikurangi atau diatasi.
Penelitiannya bersifat deskriptif dan analitis, bukan normatif.
"Ada empat sifat sosiologi, yaitu empiris, teoretis, kumulatif, dan nonetis."
Nah, itulah penjelasan tentang apa saja sifat-sifat sosiologi, materi IPS kelas X Kurikulum Merdeka.
Coba Jawab! |
Siapakah yang pertama kali mencetuskan istilah sosiologi? |
Petunjuk: Cek di halaman 1. |
Tonton video ini, yuk!