Misalnya, suku Inuit atau Eskimo di Kutub Utara memakai bulu beruang dan serigala untuk menghangatkan tubuh, berbeda dengan suku di Mesir yang memakai kain yang mudah menyerap keringat karena tinggal di daerah gurun.
Pakaian juga berfungsi sebagai simbol posisi, jabatan, dan status sosial. Dalam upacara adat atau agama, kita dapat mengenali pemuka adat/agama dari pakaian mereka.
Antropologi mempelajari gaya hidup, termasuk gaya berpakaian, untuk memahami alasan di balik pilihan fesyen dan apakah itu bentuk ekspresi diri.
Selain itu, pakaian mencerminkan identitas budaya suatu bangsa, seperti batik yang menjadi ciri khas Indonesia.
Batik yang telah mengalami akulturasi di berbagai daerah di Indonesia, memiliki keunikannya sendiri di setiap wilayah.
Sebagai bahan pakaian, batik kini digunakan untuk membuat kemeja, gaun, daster, dan lainnya.
UNESCO menetapkan batik sebagai Warisan Budaya Dunia pada 2 Oktober 2009, yang kini diperingati sebagai Hari Batik Nasional.
4. Perhiasan
Pada masa purba, perhiasan digunakan dalam berbagai upacara, seperti pernikahan dan kematian, serta dianggap memiliki kekuatan magis atau berasal dari wahyu Tuhan.
Perhiasan pada masa itu dibuat dari bahan seperti kulit kerang, batu, dan tulang hewan atau manusia.
Seiring berjalannya waktu, fungsi perhiasan berubah menjadi simbol status sosial, jabatan, dan kedudukan dalam masyarakat.
Baca Juga: 5 Prasasti Peninggalan Kerajaan Mataram Kuno