Jenis-Jenis Tembung Sesulih atau Kata Ganti dalam Bahasa Jawa serta Contohnya

By Rizky Amalia, Kamis, 31 Oktober 2024 | 16:00 WIB
'Tembung sesulih' merupakan kata yang digunakan sebagai pengganti orang, barang, atau yang dianggap barang. (Pexels/Vlada Karpovich)

Utama purusa adalah kata ganti orang pertama. Contoh tembung sesulih utama purusa adalah aku, kula, kawula, ingsun, abdi, dan, dalem.

Sementara tembung sesulih pratama purusa ialah kata ganti orang kedua, yakni kowe, sampeyan, panjenengan, dan sira.

Pratama purusa adalah kata ganti orang ketiga, yaitu dheweke, dheke, piyambakane, dan panjenangane.

2. Tembung Sesulih Pandarbe

'Tembung sesulih pandarbe' (kata ganti milik/empunya) merupakan kata yang digunakan untuk menggantikan milik. (Pexels/olia danilevich)

Tembung sesulih pandarbe (kata ganti milik/empunya) adalah kata yang digunakan untuk menggantikan milik.

Tembung sesulih pandarbe dibagi menjadi dua, yaitu proklitik dan enklitik.

Proklitik adalah tembung sesulih pandarbe yang berada di awal kata.

Bentuk proklitik, yaitu dak-/tak dan ko-, misalnya kata daktuku dari kata dak- dan tuku.

Enklitik merupakan tembung sesulih pandarbe yang terletak di akhir kata.

Bentuk enklitik, yakni -ku dan -mu dan contohnya adalah kata tasku dari kata tas dan ku-.

Baca Juga: Pengertian dan Contoh Kalimat Tembung Sesulih Sadhengah