4 Organisasi yang Bersifat Sosial Kemasyarakatan pada Zaman Pendudukan Jepang, Materi Sejarah Kelas XI

By Rizky Amalia, Jumat, 18 Oktober 2024 | 11:00 WIB
Pendudukan Jepang di Indonesia tidak lepas dari ambisi Jepang untuk menjadi kekuatan dominan di Asia. (Creative Commons CC0/pixabay)

adjar.id - Apa saja organisasi-organisasi yang bersifat sosial kemasyarakatan pada zaman pendudukan Jepang?

Pada artikel ini kita akan mempelajari tentang organisasi-organisasi yang bersifat sosial kemasyarakatan pada zaman pendudukan Jepang, materi Sejarah kelas XI Kurikulum Merdeka.

Pendudukan Jepang di Indonesia tidak lepas dari ambisi Jepang untuk menjadi kekuatan dominan di Asia.

Pada awal abad ke-20, Jepang mulai memperluas pengaruhnya di kawasan Asia Timur dan Asia Tenggara yang puncaknya pada Perang Asia Timur Raya atau Perang Pasifik.

Pada 8 Desember 1941, Jepang menyerang pangkalan militer Amerika Serikat di Pearl Harbour menandai awal Perang Pasifik.

Pada masa pendudukan Jepang di Indonesia (1942-1945), sejumlah organisasi sosial kemasyarakatan dibentuk oleh pemerintah pendudukan Jepang.

Pembentukan organisasi ini dimaksudkan untuk memobilisasi rakyat Indonesia agar mendukung kepentingan Jepang dalam Perang Dunia II, terutama dalam Perang Asia Timur Raya.

Meski banyak organisasi ini bersifat propaganda untuk mendukung Jepang, beberapa di antaranya digunakan oleh tokoh-tokoh nasionalis Indonesia untuk menggalang semangat kemerdekaan.

Para tokoh nasionalis Indonesia sering kali memanfaatkan organisasi-organisasi ini untuk menyebarkan semangat kemerdekaan dan memperkuat nasionalisme.

Dalam hal ini meski Jepang berusaha keras untuk mengendalikan rakyat melalui berbagai organisasi, pada akhirnya perlawanan rakyat Indonesia terhadap pendudukan Jepang semakin kuat, terutama setelah kebijakan-kebijakan Jepang yang menindas dan tidak memenuhi janji-janji awal mereka.

Nah, di bawah ini organisasi-organisasi yang bersifat sosial kemasyarakatan pada zaman pendudukan Jepang!

Baca Juga: Organisasi Pergerakan Masa Pendudukan Jepang, Materi Sejarah Kelas XI Kurikulum Merdeka

"Pendudukan Jepang menggantikan pemerintahan kolonial Belanda dan membawa perubahan besar dalam kehidupan politik, ekonomi, sosial, dan militer di Indonesia."

Organisasi yang Bersifat Sosial Kemasyarakatan pada Zaman Pendudukan Jepang

1. Gerakan Tiga A

Untuk mendapatkan dukungan dari rakyat Indonesia, Jepang mendirikan Gerakan Tiga A pada 29 Maret 1942.

Gerakan ini memiliki tiga semboyan, yaitu Nippon Cahaya Asia, Nippon Pelindung Asia, dan Nippon Pemimpin Asia.

Mr. Syamsuddin, seorang mantan tokoh Parindra dari Jawa Barat, ditunjuk sebagai pemimpin, dengan dukungan dari tokoh-tokoh lain seperti K. Sutan Pamuncak dan Moh. Saleh.

Jepang berharap gerakan ini menjadi alat propaganda yang efektif, sehingga dibentuk komite-komite di berbagai daerah dan diperkenalkan melalui media sejak Mei 1942.

Di dalam Gerakan Tiga A juga terdapat subseksi Islam yang dipimpin oleh Abikusno Cokrosuyoso.

Namun, meski dengan upaya tersebut, Gerakan Tiga A tidak berhasil mendapatkan simpati dari masyarakat dan dinyatakan gagal pada Desember 1942.

2. Pusat Tenaga Rakyat (Putera)

Struktur Putera mencakup pimpinan pusat dan daerah, serta penasihat dari Jepang. (kompas.com)

Setelah Gerakan Tiga A dinilai gagal, Jepang mendekati tokoh-tokoh pergerakan nasional untuk meningkatkan kerja sama.

Baca Juga: Alasan Jepang Membentuk Pemerintahan Militer di Tiga Kawasan, Materi Sejarah Kelas XI Kurikulum Merdeka

Dibentuklah organisasi Pemuda Asia Raya, tetapi organisasi ini juga tidak mendapatkan sambutan dari rakyat.

Jepang kemudian berusaha bekerja sama dengan tokoh-tokoh nasionalis seperti Sukarno dan Hatta yang dibebaskan oleh Jepang pada Juli 1942.

Pada Desember 1942, dibentuk panitia untuk mendirikan organisasi baru, yaitu Pusat Tenaga Rakyat (Putera), dengan Sukarno, Hatta, K.H. Mas Mansyur, dan Ki Hajar Dewantara sebagai pemimpinnya.

Organisasi ini bertujuan membangun kembali apa yang hancur akibat Belanda dan membantu Jepang dalam perang.

Struktur Putera mencakup pimpinan pusat dan daerah, serta penasihat dari Jepang.

Meski berkembang pesat di awal, Putera akhirnya dibubarkan oleh Jepang pada 1944 karena dianggap lebih memajukan nasionalisme Indonesia daripada membantu Jepang.

3. Majelis Islam A'la Indonesia (MIAI) dan Majelis Syura Muslimin Indonesia (Masyumi)

Berbeda dengan Belanda, Jepang mencoba mendekati umat Islam dengan menghidupkan kembali organisasi MIAI pada 4 September 1942.

Namun, ketika Jepang merasa MIAI tidak memberikan kontribusi yang diharapkan, MIAI dibubarkan pada November 1943 dan digantikan dengan pembentukan Masyumi.

Tokoh-tokoh Islam seperti Hasyim Asy'ari, Mas Mansur, dan Wahid Hasyim terlibat dalam organisasi ini.

Masyumi berkembang pesat dan menjadi tempat berkumpulnya ulama serta tokoh Islam.

Baca Juga: Sambutan Rakyat Indonesia terhadap Jepang, Materi Sejarah Kelas XI Kurikulum Merdeka

Mereka menentang kebijakan kerja paksa (romusa) yang diperintahkan oleh Jepang.

4. Jawa Hokokai

Pada tahun 1944, ketika Jepang mulai terdesak dalam Perang Asia Timur Raya, mereka membentuk organisasi baru bernama Jawa Hokokai untuk memperkuat semangat dan persatuan rakyat.

Organisasi ini dipimpin oleh pejabat Jepang dengan dukungan tokoh-tokoh seperti Sukarno dan Hasyim Asy'ari.

Jawa Hokokai memiliki jaringan organisasi hingga ke tingkat desa, dengan kepala desa dan ketua RT bertanggung jawab mengorganisir penduduk dalam kelompok-kelompok kecil, seperti dalam sistem Tonarigumi yang terdiri dari 10-20 keluarga.

"Organisasi-organisasi sosial kemasyarakatan yang dibentuk selama pendudukan Jepang sebagian besar bertujuan untuk memobilisasi dukungan rakyat bagi kepentingan perang Jepang."

Demikian penjelasan tentang organisasi-organisasi yang bersifat sosial kemasyarakatan pada zaman pendudukan Jepang, materi Sejarah kelas XI Kurikulum Merdeka.

Coba Jawab!
Apa tujuan dibentuknya organisasi Putera?
Petunjuk: Cek di halaman 2.

Tonton video ini, yuk!