adjar.id - Asmaradhana adalah salah satu dari sebelas tembang macapat Jawa.
Tembang macapat Asmaradhana termasuk puisi bahasa Jawa yang diciptakan Mangkunegara IV yang pada tahun 1811-1881.
Tembang macapat Asmaradhana berasal dari kata asmara yang menceritakan tentang manusia yang penuh kasih sayang.
Tahukah Adjarian? Macapat telah muncul sejak akhir zaman Kerajaan Majapahit.
Pada waktu itu, pengaruh Hindu semakin berkurang dan rasa persatuan masyarakat Indonesia semakin kuat.
Tembang macapat berfungsi sebagai hiburan sekaligus sebagai estetika atau keindahan yang melekat pada seni.
Selain itu, setiap tembang macapat memiliki watak dan aturan sebagai ciri khas, begitu juga dengan tembang Asmaradhana.
Aturan atau paugeran tembang macapat terdiri dari tiga aturan, yakni guru gatra, guru wilangan, dan guru lagu.
Guru lagu merupakan persamaan bunyi sajak pada akhir kata dalam setiap baris. Sementara guru wilangan ialah banyaknya jumlah suku kata dalam setiap baris tembang macapat.
Nah, guru gatra merupakan banyaknya jumlah baris dalam setiap bait tembang macapat.
Berikut ini makna, aturan, dan watak tembang macapat Asmaradhana. Yuk, kita pelajari sama-sama!
Baca Juga: Tembang Macapat Sinom: Makna, Aturan, dan Wataknya