Mengapa Jepang Menyatakan Menyerah Tanpa Syarat kepada Sekutu? Materi Sejarah Kelas XI

By Rizky Amalia, Sabtu, 21 September 2024 | 08:30 WIB
Jepang telah memiliki masalah dengan Amerika Serikat sebelum datang ke Indonesia. (asim alnamat)

adjar.id - Mengapa Jepang menyatakan menyerah tanpa syarat kepada Sekutu?

Kali ini kita akan mempelajari tentang alasan Jepang menyatakan menyerah tanpa syarat kepada Sekutu, materi Sejarah kelas XI Kurikulum Merdeka.

Jepang telah memiliki masalah dengan Amerika Serikat sebelum datang ke Indonesia.

Nah, Jepang pernah melakukan penyerangan mendadak ke pangkalan Angkatan Laut Amerika Serikat di Pearl Harbour pada 7 Desember 1941.

Pada akhir Perang Dunia II, Jepang menjadi negara terakhir dari Blok Poros yang menyatakan menyerah kepada Sekutu.

Penyerahan ini terjadi pada 15 Agustus 1945 setelah serangkaian peristiwa besar yang menghancurkan kekuatan militer dan ekonomi Jepang.

Pendudukan Jepang di Indonesia (1942–1945) adalah periode singkat tetapi sangat berpengaruh dalam sejarah Indonesia.

Jepang menggantikan kekuasaan Belanda selama Perang Dunia II setelah mengalahkan pemerintah kolonial Hindia Belanda pada Maret 1942.

Meski pada awalnya kedatangan Jepang disambut oleh beberapa kalangan Indonesia dengan harapan pembebasan dari penjajahan Belanda, realita pendudukan Jepang justru membawa penderitaan yang lebih besar bagi rakyat Indonesia.

Namun, pendudukan Jepang juga mempercepat proses menuju kemerdekaan Indonesia.

Berikut ini adalah alasan Jepang menyatakan menyerah tanpa syarat kepada Sekutu, apa saja?

Baca Juga: Penjajahan Jepang di Berbagai Wilayah di Indonesia, Materi Sejarah Kelas XI Kurikulum Merdeka

"Meski pendudukan Jepang penuh dengan penderitaan dan eksploitasi, periode ini secara tidak langsung membantu mempercepat proses menuju kemerdekaan Indonesia."

Alasan Jepang Menyatakan Menyerah Tanpa Syarat kepada Sekutu

1. Kekalahan di Medan Perang

Pada pertengahan 1945, Jepang menghadapi kekalahan besar di berbagai medan pertempuran di Asia dan Pasifik. (unsplash/Stijn Swinnen)

Pada pertengahan 1945, Jepang menghadapi kekalahan besar di berbagai medan pertempuran di Asia dan Pasifik.

Sekutu terdiri dari Amerika Serikat, Inggris, Uni Soviet, dan negara-negara lain, berhasil menguasai banyak wilayah yang sebelumnya dikuasai oleh Jepang.

Kekalahan di Pertempuran Midway (1942) dan Pertempuran Guadalcanal (1943) menandai titik balik dalam Perang Pasifik, di mana kekuatan Jepang mulai melemah secara signifikan.

Kehilangan wilayah strategis seperti Filipina, Iwo Jima, dan Okinawa sangat mempengaruhi kemampuan Jepang untuk mempertahankan diri.

Jepang tidak hanya kehilangan sumber daya alam yang vital, tetapi juga jalur pasokan yang penting untuk mendukung upaya perangnya.

Serangan udara yang dilakukan oleh Sekutu ke kota-kota besar Jepang juga melemahkan moral rakyat Jepang.

2. Pemboman Atom di Hiroshima dan Nagasaki

Peristiwa yang menjadi faktor langsung penyerahan Jepang adalah penggunaan senjata nuklir oleh Amerika Serikat.

Baca Juga: Alasan Jepang Melakukan Ekspansi ke Wilayah Asia Timur Raya, Materi Sejarah Kelas XI Kurikulum Merdeka

Pada tanggal 6 Agustus 1945, Amerika Serikat menjatuhkan bom atom di kota Hiroshima dan menyebabkan korban lebih dari 140.000 orang.

Tiga hari kemudian, pada 9 Agustus 1945, bom atom kedua dijatuhkan di kota Nagasaki yang menewaskan sekitar 74.000 orang.

Penggunaan bom atom ini tidak hanya menghancurkan fisik kedua kota tersebut, tetapi juga menimbulkan ketakutan akan kemungkinan serangan nuklir lebih lanjut.

Jepang tidak memiliki kemampuan militer untuk melawan senjata sekuat itu, dan pemerintah serta militer Jepang mulai menyadari bahwa melanjutkan perang hanya akan membawa kehancuran total bagi bangsa mereka.

3. Deklarasi Postdam dan Tekanan dari Sekutu

Sebelum serangan bom atom, pada 26 Juli 1945, Sekutu mengeluarkan Deklarasi Potsdam yang menyerukan agar Jepang menyerah tanpa syarat.

Deklarasi ini mengancam bahwa jika Jepang menolak, negara tersebut akan menghadapi kehancuran yang cepat dan total.

Namun, pada awalnya pemerintah Jepang menolak Deklarasi Potsdam karena mereka berharap dapat menegosiasikan persyaratan penyerahan yang lebih ringan.

Jepang khawatir tentang kelangsungan institusi kekaisaran dan masa depan Kaisar Hirohito jika mereka menyerah tanpa syarat.

Setelah serangkaian kekalahan militer dan pemboman atom, Jepang menyadari bahwa tidak ada pilihan lain selain menyerah sepenuhnya.

4. Tekanan dari Kaisar Hirohito

Baca Juga: Bagaimana Dampak Penjajahan Jepang di Indonesia dan Relevansinya di Masa Kini? Sejarah Kelas XI

Salah satu tokoh kunci dalam keputusan Jepang untuk menyerah adalah Kaisar Hirohito.

Meski peran kaisar dalam keputusan militer Jepang terbatas, dia tetap menjadi simbol penting bagi bangsa.

Setelah pemboman atom dan masuknya Uni Soviet ke dalam perang, Kaisar Hirohito mendesak para pemimpin militer untuk segera mengakhiri perang guna menyelamatkan Jepang dari kehancuran total.

Pada tanggal 15 Agustus 1945, Kaisar Hirohito mengumumkan penyerahan Jepang melalui siaran radio, yang dikenal sebagai Gyokuon-hōsō atau Pengumuman Suara Permata.

Ini adalah pertama kalinya dalam sejarah Jepang seorang Kaisar berbicara langsung kepada rakyatnya.

Dalam pengumuman ini, kaisar menyebutkan bahwa keputusan menyerah diambil untuk menghindari kehancuran total bangsa Jepang.

"Penyerahan ini menandai berakhirnya Perang Dunia II dan awal dari pendudukan Jepang oleh Sekutu, yang kemudian membawa perubahan besar dalam struktur politik dan ekonomi Jepang pasca perang."

Nah, sekarang sudah tahu, ya, apa alasan Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu, materi Sejarah kelas XI Kurikulum Merdeka.

Coba Jawab!
Pada tanggal berapa Amerika Serikat menjatuhkan bom atom di kota Hiroshima?
Petunjuk: Cek di halaman 2.

Tonton video ini, yuk!