Kurikulum pendidikan di sekolah-sekolah kadang belum cukup memberikan penekanan pada warisan budaya lokal.
Siswa lebih banyak diajarkan tentang pelajaran akademis yang lebih terfokus pada aspek global, sementara pengenalan budaya lokal hanya menjadi bagian kecil dari pembelajaran.
Generasi muda yang tidak memahami nilai dan makna penting di balik tradisi lokal cenderung tidak tertarik untuk melestarikannya.
Kurangnya pendidikan ini mengakibatkan generasi muda tidak memiliki rasa tanggung jawab dalam menjaga keberlangsungan tradisi.
3. Perubahan Gaya Hidup
Perubahan gaya hidup yang serba cepat dan praktis juga menjadi tantangan dalam melestarikan tradisi.
Banyak tradisi lokal yang memerlukan waktu, kesabaran, dan keterampilan khusus.
Sebagai contoh, beberapa upacara adat membutuhkan persiapan yang panjang dan partisipasi dari seluruh komunitas.
Namun, di tengah kesibukan dan mobilitas tinggi yang dialami generasi muda, tradisi ini sering kali diabaikan karena dianggap tidak praktis atau tidak efisien.
Kehidupan modern yang mengutamakan kecepatan dan kemudahan menyebabkan banyak tradisi yang lambat laun terlupakan.
4. Kurangnya Dukungan dari Pemerintah dan Masyarakat