adjar.id - Sesorah atau pidato bahasa Jawa juga disebut dengan istilah medhar sabda.
Kata sesorah dalam bahasa Jawa sering digunakan untuk merujuk pada pidato atau ucapan yang disampaikan dalam beragam konteks, seperti dalam upacara adat, pertemuan penting, atau acara keagamaan.
Sesorah adalah bentuk penyampaian informasi secara lisan yang sering ditampilkan dalam beragam kegiatan formal maupun informal.
Nah, seseorah tidak hanya sekadar alat komunikasi, tetapi juga sebuah seni yang memiliki aturan, ritme, dan gaya yang khas.
O iya, sesorah bahasa Jawa biasanya ditampilkan dengan menggunakan bahasa Jawa krama, Adjarian.
Bahasa Jawa krama merupakan salah satu tingkatan bahasa Jawa yang lebih formal dan memiliki tata bahasa yang khusus.
Melalui sesorah, masyarakat Jawa bisa menghormati tradisi leluhur mereka dan menyampaikan pesan-pesan penting dengan gaya yang khas dan mendalam.
Maka dari itu, struktur (perangane) sesorah perlu disusun dengan baik agar pemaparan pidato bisa dilakukan secara efektif dan sistematis.
Yuk, kita pelajari truktur sesorah bahasa Jawa berikut!
Perangane Sesorah (Struktur Pidato Bahasa Jawa)
1. Uluk Salam (Salam Pembuka)
Bagian pertama dalam sesorah adalah uluk salam atau salam pembuka.
Baca Juga: Contoh Pidato Bahasa Jawa Hari Guru Nasional