Mengenal 3 Jenis Unggah-ungguh dalam Bahasa Jawa serta Contohnya

By Rizky Amalia, Rabu, 8 Mei 2024 | 14:00 WIB
'Unggah-ungguh' bahasa Jawa ialah sopan santun, tata susila, tata krama, dan etika dalam bahasa Jawa. (Unsplash)

Bahasa Jawa ngoko digunakan untuk berbicara dengan orang seumuran atau setara.

Selain itu, bahasa Jawa ngoko juga digunakan oleh seseorang yang memiliki kasta lebih tinggi pada yang lebih rendah atau di bawahnya.

Bahasa Jawa ngoko dibagi menjadi dua jenis, di antaranya:

Berdasarkan kosakata yang digunakan, ungguh-ungguh dalam bahasa Jawa dibagi menjadi tiga jenis, bahasa Jawa 'ngoko', 'krama', dan netral. (Mikhail Nilov)

Bahasa Jawa ngoko lugu merupakan bahasa Jawa yang digunakan untuk berdialog atau berbicara antara masyarakat pada umumnya atau bangsawan dengan pelayannya.

Contoh: Ryan uwis maem apa durung?

(Ryan sudah makan apa belum?)

Bahasa Jawa ngoko alus biasanya digunakan antara saudara tua kepada saudara muda, orang tua dengan anaknya, dan juga pimpinan kepada karyawannya.

Contoh: Ryan apa wis kondur?

Baca Juga: Ciri-Ciri Tembung Lingga serta Contohnya dalam Kalimat, Apa Saja?

(Apa Ryan sudah pulang?)

2. Bahasa Jawa Krama