adjar.id - Kerajaan Islam di Pulau Jawa salah satunya adalah Kesultanan Banten.
Kesultanan Banten dalam sejarahnya pernah menjadi jalur pelayaran dan perdagangan, Adjarian.
Kemajuan dari Kesultanan Banten ini terjadi karena posisinya yang strategis, yaitu berada di ujung barat Pulau Jawa, tepatnya di Provinsi Banten.
Ibu kota pemerintahan dari Kesultanan Banten adalah Surosowan, Banten Lama, Kota Serang.
O iya, Kesultanan Banten didirikan oleh Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati pada abad ke-16 M.
Meski begitu Sunan Gunung Jati tidak pernah menjadi seorang raja, sebab raja pertama Kesultanan Banten adalah Sultan Maulana Hasanuddin.
Lalu, kapan masa kejayaan dan kemunduran Kesultanan Banten?
Yuk, kita cari tahu!
"Kesultanan Banten didirikan pada abad ke-16 oleh Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati."
Masa Kejayaan Kesultanan Banten
Kesultanan Banten berhasil mencapai puncak kejayaannya di masa pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa.
Berikut beberapa hal yang dilakukan oleh Sultan Ageng Tirtayasa untuk memajukan Kesultanan Banteng, yaitu:
Baca Juga: Sejarah Kesultanan Banten dan Daftar Raja yang Pernah Memerintah
1. Menjadikan Banten sebagai tempat perdagangan internasional yang mempertemukan para pedagang lokal dan Eropa.
2. Memajukan wilayah perdagangan Banteng sampai ke selatan Pulau Sumatra dan Kalimantan.
3. Melakukan modernisasi bangunan keraton dengan adanya bantuan dari arsitektur Lucal Cardeel.
4. Membangun armada laut untuk melindungi perdagangan dari kerajaan lain dan serangan Eropa.
5. Memajukan pendidikan dan kebudayaan Islam.
Sultan Ageng Tirtayasa dikenal juga sebagai raya yang sangat gigih menentang pendudukan VOC di Indonesia.
Kekuatan politik dan angkatan perang Kesultanan Banteng di bawah pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa mengalami kemajuan yang pesat.
"Salah satu hal yang dilakukan Sultan Ageng Tirtayasa untuk memajukan Kesultanan Banteng adalah memajukan pendidikan dan kebudayaan Islam."
Kemunduran Kesultanan Banteng
Sultan Ageng Tirtayasa sangat gigih dalam melawan VOC yang menerapkan politik adu domba.
Politik adu domba ini ditunjukkan Belanda kepada Sultan Ageng Tirtayasa dengan putranya, yaitu Sultan Haji yang sedang terlibat konflik.
VOC berhasil menjalin kerja sama dengan Sultan Haji untuk menurunkan kekuasaan Sultan Ageng Tirtayasa.
Baca Juga: 4 Penyebab Runtuhnya Kesultanan Banten
Akhirnya di tahun 1683, Sultan Ageng Tirtayasa ditangkap dan dipenjara sampai harus menyerahkan kekuasannya ke putranya.
Penyerahan kekuasaan tersebut menjadi awal berkuasanya VOC di tanah Banten, Adjarian.
Walaupun Sultan Haji diangkat sebagai raja, akan tetapi pengangkatan itu disertai dengan beberapa persyaratan yang tertuang dalam Perjanjian Banten.
Sejak itulah, Kesultanan Banten kehilangan kedaulatannya dan rakyatnya mengalami penderitaan yang semakin berat.
Kondisi ini yang membuat kondisi di masa pemerintahan Sultan Haji dan raja-raja setelahnya terus mengalami kerusuhan, kekacauan, dan pemberontakan di berbagai bidang.
Perlawanan yang dilakukan terhadap VOC masih terjadi sampai awal abad ke-19 M.
Hingga akhirnya di tahun 1809, untuk mengatasi pemberontakan Kesultanan Banteng, Gubernur Jenderal Daendels menghapus Kesultanan Banten.
"Kemunduran Kesultanan Banten berawal dari penangkapan Sultan Ageng Tirtayasa dan kekuasannya digantikan oleh Sultan Haji yang bekerja sama dengan VOC."
Nah, itu tadi penjelasan mengenai masa kejayaan dan kemunduran dari Kesultanan Banten.
Coba Jawab! |
Pada masa pemerintahan siapa Kesultanan Banten berhasil memasuki masa kejayaan? |
Petunjuk: Cek halaman 1 dan 2. |
---
Sumber: Buku Sejarah Indonesia SMA/MA/SMK/MAK Kelas X Edisi Revisi 2017 karya Restu Gunawan, dkk., Kemendikbud tahun 2017.