1. Pelita I (1969-1973)
Pelaksanaan transmigrasi pada Pelita I lebih terfokus pada penyebaran penduduk dari Pulau Jawa ke pulau lainnya.
Lalu dilaksanakan juga pembangunan pedesaan di lokasi tujuan transmigrasi.
Instansi pemerintah yang menangani permasalahan transmigrasi ketika itu adalah Departemen Transmigrasi dan Koperasi.
2. Pelita II (1974-1979)
Pada periode Pelita II, pelaksanaan transmigrasi berfokus pada perkembangan.
Jadi, transmigrasi tidak hanya tentang perpindahan penduduk, tetapi juga mulai dikaitkan dengan program pembangunan daerah dan pembangunan sektor-sektor lainnya.
Salah satu program yang dikenal saat Pelita II adalah program Pola Sitiung.
Pola Sitiung ini dimulai dari transmigrasi bedol desa dari Kabupaten Wonogiri, Jawa tengah ke empat desa baru di Kabupaten Sawahlunto-Sijungjung, Sumatra Barat.
Alasan warga Wonogiri harus bertransmigrasi adalah karena desa mereka menjadi proyek pembangunan Waduk Gajah Mungkur.
Dalam pelaksanaan Pola Sitiung ini, pemerintah telah menyediakan rumah-rumah bagi para transmigran.
Baca Juga: 5 Kebijakan Pemerintah di Bidang Pendidikan Pada Masa Orde Baru