adjar.id - Pada tahun 2019-2022, pandemi COVID-19 menerpa Indonesia dan dunia.
Adanya pandemi COVID-19 tersebut mengganggu aktivitas kehidupan manusia sehari-hari.
Nah, solusi yang dapat dilakukan untuk menghentikan pandemi COVID-19 adalah dengan melakukan vaksinasi.
Vaksinasi adalah proses pemberian vaksin ke dalam tubuh manusia melalui imunisasi.
Imunisasi adalah proses pembentukan zat antibodi atau kekebalan tubuh terhadap penyakit tertentu melalui vaksinasi.
O iya, vaksin adalah zat, senyawa, atau mikroorganisme yang berfungsi untuk membentuk kekebalan tubuh terhadap penyakit.
Kandungan vaksin ini bisa beragam, mulai dari bakteri atau virus yang telah dilemahkan atau dimatikan.
Selain itu, bisa juga berupa bagian dari virus atau bakteri itu sendiri.
Yuk, kita cari tahu tahapan pembuatan vaksin berikut ini!
"Vaksin bisa diberikan dalam bentuk suntikan, tetes minum, atau melalui uap (aerosol)."
Tahapan Pembuatan Vaksin
Umumnya, proses pembuatan vaksin melalui tahapan yang cukup panjang.
Berikut ini adalah enam tahapan dalam pembuatan vaksin, yaitu:
1. Eksplorasi
Tahap pertama dilakukan pada sel hidup yang harus dikontrol secara konsisten.
Hal ini dilakukan agar mendapatkan karakterisasi dari sifat kimia, fisika, dan biologi, termasuk mencari cara virus menyerang sel tubuh.
Setelah ditemukan prinsip pengendalian virus, maka kandidat vaksin dibuat untuk diujicobakan.
2. Uji Praklinis
Setelah tahap eksplorasi, tahap selanjutnya dilakukan uji praklinis secara in vitro di tingkat sel pada kandidat virus.
Jika pengujian berhasil, maka dilanjutkan ke uji pada hewan, yaitu monyet dan tikus.
Tujuannya adalah agar mengetahui efektivitas, keamanan, dan mengkaji efek samping tertentu dari vaksin yang dibuat.
3. Uji Coba Klinis Tahap I
Setelah lolos tahap uji praklinis dan dinyatakan aman bagi manusia, maka dilakukan uji klinis pada orang dewasa yang sehat.
Baca Juga: Kapan Vaksin COVID-19 Dosis Keempat untuk Masyarakat Dimulai?
Tujuannya adalah untuk memastikan keamanan dan efektivitas vaksin pada manusia.
4. Uji Coba Klinis Tahap II
Pada tahap uji coba klinis tahap II, kandidat vaksin diujikan pada manusia sehat dengan sampe antara 100-500 orang dengan usia dan kondisi kesehatan yang lebih beragam.
Uji ini dilakukan untuk mengkaji dan mengevaluasi efektivitas, keamanan, serta dosis vaksin yang tepat.
Selain itu juga untuk menilai respons sistem kekebalan tubuh terhadap vaksin yang diberikan.
5. Uji Coba Klinis Tahap III Efikasi
Uji coba klinis tahap III, yaitu uji dengan sampel 1.000-5.000 orang dengan kondisi yang bervariasi.
Tujuannya adalah untuk memastikan keamanan, efektivitas, dan keuntungan yang melebihi risiko penggunaan.
Hal ini dilakukan dengan memantau respons kekebalan tubuh dan efek samping vaksin dalam jangka waktu tertentu.
Salah satu indikasi keberhasilan dari fase ini adalah klaim efektivitas yang diukur dengan tingkat efikasi.
Nilai efikasi vaksin Pfizer 94-95%, Moderna 94,5%, Astrazeneca 62-75%, dan Sinovac 65,3%.
Baca Juga: Apa Alasan Vaksin Selalu Disuntikkan di Lengan?
6. Tahap VI
Setelah lolos dari tahap uji klinis, maka vaksin dapat mendapatkan izin edar dari BPOM.
"Tahap pembuatan vaksin, yaitu eksplorasi, uji praklinis, uji coba klinis tahap I, uji coba klinis tahap II, uji coba klinis tahap III efikasi, dan tahap VI."
Nah, itu tadi enam tahap pembuatan vaksin yang diawali dengan tahap eksplorasi.
Coba Jawab! |
Apa yang dimaksud dengan vaksin? |
Petunjuk: Cek halaman 1. |
---
Sumber: Buku Biologi untuk SMA/MA Kelas XII karya Shilviana Dewi, dkk., Kemdikbudristek Tahun 2022.
Tonton juga video ini, yuk!