adjar.id - Perlawanan bangsa Indonesia terhadap penjajahan bangsa Eropa sudah dilakukan sejak abad ke-19 Masehi.
Bangsa Eropa mulai datang ke Nusantara sejak abad ke-16 Masehi, Adjarian.
Awalnya bangsa Eropa ini datang hanya untuk berdagang rempah-rempah karena perdagangan di Eropa yang saat itu dikuasai oleh Turki Usmani.
Akan tetapi, secara perlahan-lahan tujuan utama mereka ini berubah setelah mengetahui bahwa Nusantara merupakan negeri yang kaya rempah-rempah.
Bangsa Eropa ini kemudian ingin menguasai Nusantara dengan menerapkan kolonialisme dan imperialisme.
Berbagai bangsa Eropa silih berganti datang dan menguasai Nusantara, mulai dari Portugis, Inggris, sampai Belanda.
Bangsa Belanda yang paling lama menjajah di Nusantara, bahkan Belanda sampai mendirikan kongsi dagang sendiri dengan nama VOC.
"Penjajahan yang dilakukan oleh Belanda ini kemudian memunculkan berbagai bentuk perlawanan dari bangsa Indonesia."
Perlawanan Bangsa Indonesia pada Abad Ke-19
Pada abad ke-19, bangsa Indonesia melakukan upaya keras untuk melakukan perlawanan terhadap penjajahan bangsa Eropa.
Tujuan utama dari perlawanan yang dilakukan adalah untuk mengusir penjajah dari Nusantara.
Akan tetapi, pada saat itu bentuk perlawanan yang dilakukan masih berskala lokal yang dilakukan oleh para sultan atau raja dan rakyat di suatu daerah.
Adapun ciri-ciri dari perlawanan bangsa Indonesia pada abad ke-19, di antaranya:
1. Perlawanan dilakukan secara fisik dan menggunakan senjata tradisional.
2. Perjuangan dilakukan masih bersifat kedaerahan atau lokal karena kurangnya rasa persatuan dan kesatuan dalam masyarakat Indonesia.
3. Perlawanan yang dilakukan masih bersifat musiman atau sporadis.
4. Masyarakat masih sangat mudah untuk diadu domba oleh Belanda.
5. Perjuangan dipimpin oleh tokoh karismatik atau disegani oleh masyarakat, seperti tokoh agama atau kaum bangsawan.
6. Strategi perjuangan masih belum terorganisir dengan baik.
Hal inilah yang kemudian membuat perlawanan yang dilakukan masih belum berhasil sepenuhnya.
Bahkan, tidak sedikit masyarakat yang harus gugur dalam perlawanan tersebut, Adjarian.
Perjuangan yang dilakukan bangsa Indonesia pada abad ke-19 ini masih didominasi oleh perlawanan kerajaan-kerajaan di Nusantara.
Kerajaan-kerajaan tersebut melakukan perlawanan karena aktivitas perekonomian mereka terganggu oleh penjajah.
Baca Juga: Mengenal Kehidupan dan Perlawanan Sisingamangaraja XII terhadap Belanda
Selain itu, kerajaan juga sangat dirugikan dengan datangnya bangsa asing yang memonopoli perdagangan di wilayah mereka.
Sehingga, muncullah berbagai bentuk perlawanan yang dilakukan kerajaan-kerajaan di Nusantara demi mengusir penjajahan di daerah kekuasannya.
O iya, bagi Belanda perlawanan yang masih bersifat kedaerahan ini dipandang sebagai keuntungan.
Sebab, Belanda bisa mudah mengirimkan pasukan militernya ke berbagai daerah demi membentuk perlawanan yang masih bersifat kedaerahan.
Sampai akhir abad ke-19, perlawanan bangsa Indonesia masih dilakukan secara kedaerahan dan fisik.
Akan tetapi, pada mulai abad ke-20, masyarakat Indonesia mulai mengenal persatuan dan saling bersatu demi meraih kemerdekaan dari penjajah.
"Ciri perlawanan bangsa Indonesia pada abad ke-19, salah satunya bentuk perlawanannya masih bersifat kedaerahan atau lokal."
Itu tadi bentuk perlawanan bangsa Indonesia pada abad ke-19 untuk mengusir penjajah dari Nusantara.
Coba Jawab! |
Bagaimana ciri perlawanan bangsa Indonesia pada abad ke-19? |
Petunjuk: Cek halaman 2. |
---
Sumber: Buku Sejarah untuk SMA/SMK Kelas XI karya Martin Safitry, dkk.
Tonton juga video berikut ini, yuk!