Pasukan tersebut melakukan penyerangan di pos-pos Belanda yang berada di daerah Bakal Batu, Taruntung, akan tetapi mengalami kegagalan.
Kemudian pasukan tersebut bersama Sisingamangaraja XII berkumpul kembali dan melakukan serangan kembali pada tahun 1883-1884.
Serangan tersebut dilakukan dengan mendapat bantuan dari Aceh.
Penyerangan dilakukan di Uluan dan Balige tahun 1883 dan menyerang Tangga Batu di tahun 1884.
Hal ini dilakukan karena tindakan sewenang-wenang Belanda terhadap masyarakat Batak.
Tindakan Belanda tersebut, di antaranya membakar rumah dan mengenakan pajak hukum kepada orang batak.
Pasukan Belanda yang berada di bawah pimpinan Letnal Kolonel Gotfried Coenraad Ernst van Daalen pada tahun 1904 melakukan penyerangan ke Tanah Gayo.
Selain itu, mereka juga menyerah ke beberapa daerah di sekitar Danau Toba demi mematahkan perlawanan rakyat Batak.
Pasukan Sisingamangaraja XII melakukan perang secara gerilya untuk menghindari pasukan Belanda.
Peperangan antara pasukan Sisingamangaraja XII dengan Belanda inilah yang kemudian dikenal dengan Perang Batak.
"Perlawanan dilakukan oleh rakyat Batak di bawah pimpinan Sisingamangaraja XII demi mengalahkan Belanda."
Baca Juga: Mengenal Sosok Kapitan Pattimura, Pahlawan Nasional dari Maluku
Nah, itu tadi kehidupan Sisingamangaraja XII dan perlawanannya terhadap Belanda.
Coba Jawab! |
Mengapa Sisingamangaraja XII bisa mendapat gelar Pahlawan Nasional? |
Petunjuk: Cek halaman 1. |
---
Sumber: Buku Sejarah Indonesia SMA/MA/SMK/MAK kelas XI Semester 1 Edisi Revisi 2017 karya Sardiman AM dan Amurwani Dwi Lesatariningsih.