adjar.id - Sultan Agung merupakan raja terbesar dari Kerajaan Mataram Islam yang mulai berkuasa tahun 1613.
Kerajaan Mataram Islam di bawah kekuasaannya berhasil mencapai puncak kejayaan.
Bahkan, Kerajaan Mataram Islam tumbuh menjadi kerajaan besar dan paling dihormati di Nusantara, Adjarian.
O iya, Sultan Agung juga dikenal sebagai raja yang sangat membenci VOC.
Sultan Agung pernah melakukan penyerangan terhadap VOC di Batavia pada tahun 1628 dan 1629.
Walaupun begitu, dua serangan yang dilancarkan Sultan Agung dan pasukannya mengalami kegagalan.
Penyerangan yang dilakukan oleh Sultan Agung ini bukan tanpa alasan.
Ada beberapa alasan Sultan Agung menyerang VOC di Batavia.
"Meskipun serangan yang dilakukan mengalami kegagalan, Sultan Agung tetap tidak berhenti untuk mengusir VOC yang berusaha menguasai Jawa."
Alasan Sultan Agung Menyerang VOC di Batavia
Berikut ini beberapa alasan Sultan Agung menyerang Batavia yang pada saat itu menjadi markas VOC:
1. Serangan VOC ke Jepara
Pasukan Kerajaan Mataram pada 18 Agustus 1618 menyerbu kantor VOC di Jepara.
Baca Juga: 5 Kebijakan VOC di Bidang Ekonomi saat Menjajah Indonesia
Sebelum melakukan penyerbuan, pemimpin dagang VOC bernama Balthasar van Eynthoven sudah ditahan lebih dahulu.
Alasannya karena adanya perampokan kapal-kapal Belanda terhadap jung-jung di Jepara.
Setelah peperangan tersebut, VOC kemudian mengirim utusan untuk pembelian beras yang sudah dihentikan Kerajaan Mataram.
Akan tetapi, setelah pembelian beras dilakukan, VOC malah melakukan serangan balik dengan membakar kapal-kapal Jawa di Jepara dan Demak.
2. VOC Mengancam Kekuasaan Mataram
Saat VOC mengirimkan utusannya ke Jepara untuk menghadiri pengangkatan Sultan Agung, raja tersebut memberikan peringatan keras.
Menurutnya, hubungan Kerajaan Mataram Islam dengan VOC dapat tetap berjalan jika VOC tidak memiliki ambisi untuk menduduki Jawa.
Ternyata, kekhawatiran Sultan Agung menjadi kenyataan ketika VOC berhasil merebut Jayakarta di tahun 1619.
Kemudian VOC menjadikan Jayakarta sebagai markas sekaligus pusat perdagangan.
Selain itu, VOC juga mengganti nama Jayakarta menjadi Batavia.
Nah, Sultan Agung menganggap VOC sudah melanggar peringatan yang diberikannya.
Sultan Agung juga menganggap VOC berusaha melakukan kolonialisme dengan cara mengancam politik Kerajaan Mataram Islam.
Baca Juga: 3 Kebijakan VOC di Bidang Pemerintahan saat Menjajah Indonesia
3. Mempersulit Hubungan Mataram dan Malaka
Kerajaan Mataram di tahun 1625 berhasil menaklukkan Surabaya tanpa bantuan dari VOC.
Setelah berhasil menguasai Surabaya, tujuan selanjutnya adalah Banten.
Akan tetapi usaha tersebut dihalang-halangi oleh VOC.
Sultan Agung juga menganggap kedudukan VOC yang ada di Batavia merupakan ancaman bagi Kerajaan Mataram.
Hal ini karena VOC sering menghalangi kapal dagang Mataram yang ingin berdagang di Malaka.
Menurut Sultan Agung, ada satu cara yang bisa dilakukan untuk lepas dari halangan VOC di Batavia, yaitu dengan cara menghancurkan Kota Batavia.
4. VOC Menolak Memberikan Bantuan
Hubungan antara Kerajaan Mataram Islam dengan VOC semakin memanas sejak tahun 1619.
Akan tetapi, Sultan Agung belum bereaksi karena perhatiannya masih terfokus untuk menaklukkan wilayah di Jawa.
Bahkan, Sultan Agung masih berusaha untuk memperbaiki hubungan kerajaan dengan VOC melalui tawaran pengiriman beras.
Timbal baliknya, Sultan Agung meminta VOC untuk memberikan bantuan berupa angkatan laut bagi Kerajaan Mataram.
Nantinya, bantuan tersebut akan digunakan Sultan Agung untuk menyerang Banten dan Surabaya yang belum berhasil dikuasai Mataram.
Baca Juga: 10 Gubernur Jenderal VOC dan Perannya Selama di Indonesia
Akan tetapi, VOC menolak permintaan yang dikeluarkan oleh Sultan Agung tersebut.
"Alasan Sultan Agung menyerang Belanda di Batavia, di antaranya karena serangan VOC ke Jepara, VOC mengancam kekuasaan Mataram, mempersulit hubungan Mataram dan Malaka, serta VOC menolak memberikan bantuan."
Nah, itulah beberapa alasan Sultan Agung melakukan penyerangan ke Batavia yang pada saat itu menjadi markas VOC.
Coba Jawab! |
Siapakah Sultan Agung? |
Petunjuk: Cek halaman 1. |
---
Sumber: Buku Sejarah Indonesia SMA/MA/SMK/MAK Kelas XI Semester 1 Edisi Revisi 2017 karya Sardiman AM dan Amurwani Dwi Lestariningsih.
Tonton video ini, yuk!