Bentuk Penyimpangan Bahasa dalam Puisi

By Nabil Adlani, Selasa, 16 Mei 2023 | 16:00 WIB
Penyimpangan bahasa sering terdapat di dalam puisi yang memang tidak menggunakan bahasa sehari-hari. (pexels/Karolina Grabowska)

"Ini kali tidak ada yang mencari cintaDi antara gedung, rumah tua, pada cerita tiang serta temali"

Kalimat "ini kali" yang digunakan Chairil tidak sesuai dengan kaidah kebahasaan yang seharusnya menggunakan "kali ini".

4. Penyimpangan Morfologis

Penyimpangan morfologis adalah penyimpangan yang dilakukan dengan tidak mengindahkan aturan pembentukan kata.

Contohnya penyimpangan morfologi bisa kita temukan pada puisi karya W.S. Rendra yang berjudul Balada Sumillah.

Ada beberapa kata yang tidak sesuai dengan aturan pembentukan kata, seperti kata "ngusapi" dan "nepuki".

Penggunakan kata yang tepat, yaitu "mengusapi" yang terbentuk dari kata dasar "usap" + imbuhan "me-i".

Lalu kata "nepuki" yang benar adalah menepuki yang terbentuk dari kata dasar "tepuk" + imbuhan "me-i".

5. Penyimpangan Fonologis

Penyimpangan fonologis adalah bentuk penyimpangan bunyi yang dilakukan penyair untuk kepentingan rima.

Misalnya, Chairil Anwar dalam puisi "Yang Terampas dan Putus" menggunakan kata "menggigir" yang menggantikan kata menggigil.

Chairil melakukan penyimpangan fonologis dengan mengubah bunyi kata mengigil menjadi bunyi kata "mengigir".

"Bentuk penyimpangan bahasa dalam puisi, di antaranya penyimpangan semantik, leksikal, sintaksis, morfologis, dan fonologis."

Baca Juga: 5 Struktur Fisik Puisi, Materi Bahasa Indonesia Kelas 11 Kurikulum Merdeka

Itulah beberapa bentuk penyimpangan bahasa yang terdapat dalam puisi, Adjarian.

Coba Jawab!
Apa yang menyebabkan penyair melakukan penyimpangan bahasa dalam puisi?
Petunjuk: Cek halaman 1.

---

Sumber: Buku Bahasa Indonesia SMA/MA/SMK/MAK Kelas X.

Yuk, tonton juga video ini!