Sejarah dan Isi Perjanjian Giyanti yang Memecah Kerajaan Mataram Islam

By Nabil Adlani, Rabu, 5 April 2023 | 12:30 WIB
Adanya Kasultanan Yogyakarta dan Kasunanan Surakarta merupakan hasil dari Perjanjian Giyanti yang memecah Kerajaan Mataram Islam. (unsplash/Fakhri Labib)

Sementara itu, alasan takhta diberikan kepada Pakubuwono II karena Pangeran Arya Mangkunegara sangat menentang kebijakan VOC sehingga harus diasingkan.

O iya, pertikaian juga dipicu karena keputusan Pakubuwono II memindahkan ibu kota kerajaan dari Kartasura ke Surakarta pada 17 Februari 1745.

Hal ini terjadi karena adanya campur tangan dari VOC ke dalam Kerajaan Mataram saat itu.

Pakubuwono yang naik takhta didukung oleh VOC membuat terjadinya perlawanan dari Pangeran Mangkubumi yang berkoalisi dengan Raden Mas Said.

Perlawanan keduanya dilakukan melalui perang gerilya di beberapa wilayah Jawa yang membuat Pakubuwono II dan VOC kerepotan.

Pada 20 Desember 1749, Pakubowono II meninggal dunia dan situasi tersebut dimanfaatkan Pangeran Mangkubumi untuk mengakui tahta Kerajaan Mataram Islam.

Akan tetapi, pengakuan Mangkubumi tersebut tidak diakui oleh VOC yang justru menunjuk Raden Mas Soejadi menjadi Pakubuwono III.

VOC merasa kesulitan saat menghadapi pemberontakan Mangkubumi dan Raden Mas Said.

Hal ini yang kemudian membuat VOC melakukan taktik politik pecah belah untuk memisahkan dua pangeran tersebut.

Akhirnya, usaha VOC ini berhasil, Raden Mas Said kemudian menghentikan kerja samanya dengan Mangkubumi dan memilih untuk berjuang sendirian.

Nah, kemudian VOC melakukan perundingan dengan Mangkubumi dan berjanji akan memberikan setelah wilayah kekuasaan dari Kerajaan Mataram Islam.

Baca Juga: Daftar Raja Kerajaan Mataram Islam, Salah Satunya Memimpin Penyerangan ke VOC