3. Mengadakan serangan ke satu kota besar di wilayah Divisi III.
4. Berkoordinasi dengan Divisi II agar mendapatkan efek yang lebih besar terhadap penyerangan.
5. Agar dapat diketahui oleh dunia internasional, maka perlu mendapatkan dukungan dari:
- Unit Pendidikan Politik Tentara atau PEPOLIT Kementerian Pertahanan.
- Wakil Kepala Staf ANgkatan Perang untuk koordinasi dengan pemancar radio yang dimiliki AURI dan Koordinator Pemerintah Pusat.
Setelah melakukan diskusi, akhirnya Panglima Divisi III/GM III, Kolonel Bambang Sugeng memutuskan akan menyerang Yogyakarta.
Hal ini karena pada saat itu Yogyakarta merupakan ibu kota Republik Indonesia.
Selain itu, di sana juga banyak wartawan asing, anggota delegasi UNCI, dan pengamat militer PBB.
"Serangan Umum 1 Maret 1949 terjadi karena adanya Agresi Militer Belanda II dan penolakan Belanda terhadap resolusi Dewan PBB."
Serangan Umum 1 Maret 1949
Tepat 1 Maret 1949 sekitar pukul 06.00 saat sirine bebunyi tanda jam malam selesai, serangan umum dilancarkan dari segala penjuru.
Letkol Soeharto langsung memegang komando untuk menyerang pusat kota Yogyakarta.
Baca Juga: Apa Itu Hari Trikora?