adjar.id - Setelah proklamasi kemerdekaan, penjajahan masih terjadi di Indonesia.
Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu pada 14 Agustus 1945 yang membuat Sekutu memiliki hak atas kekuasaan Jepang di berbagai wilayah.
Nah, karena Indonesia merupakan wilayah jajahan Jepang, maka Sekutu berhak atas wilayah Indonesia, Adjarian.
Negara yang juga bergabung di kelompok Sekutu salah satunya adalah Belanda yang pernah menjajah Indonesia.
Bagi Sekutu dan Belanda, Indonesia saat itu sedang dalam masa vacuum of power atau kekosongan pemerintahan.
Hal inilah yang membuat Belanda berusaha untuk berkuasa kembali atas Indonesia seperti sebelum direbut oleh Jepang.
Dengan kata lain, Belanda ingin kembali menjajah Indonesia.
Sementara bagi Sekutu, setelah selesainya Perdang Dunia II negara-negara bekas jajahan Jepang menjadi tanggung jawab Sekutu.
Lalu, bagaimana sejarah kedatangan Sekutu dan Belanda di awal kemerdekaan Indonesia?
Yuk, simak pembahasannya!
"Sekutu memiliki tanggung jawab untuk melucuti senjata tentara Jepang, memulangkan tentara Jepang, dan melakukan normalisasi kondisi bekas jajahan Jepang."
Baca Juga: Perjuangan Bung Tomo, Pahlawan di Balik Pertempuran 10 November 1945
Awal Mula Kedatangan Sekutu dan Belanda
Sekutu berhasil masuk ke Indonesia diboncengi oleh NICA.
Mereka masuk melalui beberapa wilayah di Indonesia, terutama wilayah yang menjadi pusat pemerintahan pendudukan Jepang, misalnya Jakarta, Semarang, dan Surabaya.
Setelah berakhirnya Perang Dunia II, terjadi perundingan antara Belanda dan Inggris di London yang menghasilkan Civil Affairs Agreement.
Isi dari perjanjian tersebut adalah penyerahan kembali Indonesia dari pihak Inggris kepada Belanda, khususnya sebagian Sumatra.
Dalam perundingan tersebut juga dijelaskan langkah-langkah yang ditempuh, yaitu:
1. Fase pertama, tentara Sekutu datang mengadakan operasi militer untuk memulihkan keamanan dan ketertiban.
2. Fase kedua, setelah keadaan normal, para pejabat NICA akan mengambil alih tanggung jawab koloni dari pihak Inggris yang mewakili Sekutu.
Setelah Belanda mengetahui bahwa Jepang menyerah pada 15 Agustus 1945, Belanda mendesak Inggris agar segera mengesahkan perundingan tersebut.
Akhirnya, pada 24 Agustus 1945, hasil perundingan tersebut disahkan oleh Inggris.
Nah, berdasarkan Perjanjian Postdam, isi Civil Affairs Agreement diperluas, Adjarian.
Inggris bertanggung jawab untuk seluruh Indonesia, termasuk daerah yang berada di bawah pengawasan South West Pasific Areas Command atau SWPAC.
Baca Juga: Kebijakan Daendels di Bidang Politik dan Pemerintahan Zaman Penjajahan Belanda
Untuk melaksanakan isi dari Perjanjian Postdam, maka pihak SWPAC segara mengatur pendaratan tentara Sekutu di Indonesia.
Kemudian pada 16 September 1945, wakil Mountbatten dengan menumpang Kapal Cumberland mendarat di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya.
Dalam rombongan tersebut ikut juga Van Der Plass yang merupakan orang Belanda mewakili H.J. Van Mook yang menjadi pemimpin NICA.
"Sekutu berhasil masuk ke Indonesia dengan dibocengi NICA melalui beberapa wilayah bekas pusat pemerintahan pendudukan Jepang."
Kedatangan Sekutu dan Belanda
Setelah tiba di Indonesia dan mengumpulkan berbagai informasi, Louis Mountbatten kemudian membentuk komando khusus yang disebut AFNEI.
AFNEI atau Allied Force Netherlands East Indiers berada di bawah pimpinan Letnan Jenderal Sir Philip Christison.
Mereka bergabung di dalam pasukan tentara Inggris yang berkebangsaan India yang juga sering disebut tentara Gurkha.
Adapun tugas dari tentara AFNEI ini, yaitu:
1. Menerima penyerahan kekuasaan tentara Jepang tanpa syarat.
2. Membebaskan para tawanan perang dan interniran Sekutu.
3. Melucuti dan mengumpulkan orang-orang Jepang untuk dipulangkan ke negaranya.
Baca Juga: Jawab Soal Contoh Bentuk Agresi yang Berskala Paling Besar bagi Bangsa Indonesia
4. Menegakkan dan mempertahankan keadaan damai, menciptakan ketertiban, dan kemanan untuk diserahkan kepada pemerintahan sipil.
5. Mengumpulkan keterangan tentang penjahat perang untuk diadili sesuai hukum yang berlaku.
Pada tanggal 29 September 1945, pasukan Sekutu yang tergabung dalam AFNEI berhasil mendarat di Jakarta.
Kekuatan pasukan AFNEI ini terbagi menjadi tiga divisi, yaitu:
1. Divisi India 23 di bawah pimpinan Jenderal D.C. Hawthorn yang daerah tugasnya di Jawa bagian barat dan berpusat di Jakarta.
2. Divisi India 5 di bawah komando Jenderal E.C. Mansergh yang derah tugasnya di Jawa bagian timur dan berpusat di Surabaya.
3. Divisi India 26 di bawah komando Jenderal H.M. Chambers yang daerah tugasnya di Sumatra dan berpusat di Medan.
Kedatangan tentara Sekutu yang diboncengi NICA ini bertujuan untuk menegakkan kembali kekuatannya di Indonesia.
Hal inilah yang kemudian menimbulkan kecurigaan kepada sekutu dan bangsa Indonesia bersikap anti Belanda.
Pimpinan AFNEI, yaitu Christison menyadari bahwa untuk memuluskan tugasnya tidak mungkin dilakukan tanpa bantuan pemerintah Indonesia.
Maka dari itu, Christison kemudian berunding dengan pemerintah Indonesia saat itu.
Baca Juga: Materi TWK CPNS Perjuangan Rakyat Indonesia Melawan Belanda Pasca Kemerdekaan
Pada 1 Oktober 1945, Christison mengeluarkan sebuah pernyataan tentang pengakuan secara de facto negara Indonesia.
Akan tetapi pada kenyataannya, pernyataan tersebut banyak yang dilanggar oleh tentara AFNEI.
"Pasukan Sekutu mendarat di Indonesia pada 29 September 1945 di Jakarta dan tergabung dalam AFNEI."
Nah, itu tadi sejarah kedatangan Sekutu dan Belanda di awal kemerdekaan Indonesia.
Coba Jawab! |
Apa tugas dari tentara AFNEI saat mendarat di Indonesia? |
Petunjuk: Cek halaman 3 dan 4. |
---
Sumber: Buku Sejarah Indonesia SMA/MA/SMK/MAK Kelas XI Semester 2 Edisi Revisi 2017.