Jawab Soal Proses Terjadinya Hujan Orografis, Zenithal, dan Frontal

By Nabil Adlani, Kamis, 9 Februari 2023 | 17:00 WIB
Proses terjadinya hujan orografis, zenthal, dan frontal memiliki perbedaan. (unsplash/bckfwd)

adjar.id - Dalam buku Geografi Membuka Cakrawala Dunia kelas 10, terdapat soal pada Uji Kemampuan Bab 4 di halaman 109.

Kita diminta untuk menjelaskan proses terjadinya hujan orografis, zenithal, dan frontal.

Kandungan titik-titik air dalam awan semakin lama semakin tinggi.

Jika awan sudah tidak bisa lagi menampung titik-titik air karena sudah cukup banyak, maka akan dijatuhkan kembali ke permukaan bumi dalam bentuk hujan.

Alat yang biasanya digunakan untuk mengukur intensitas curah hujan adalah fluviograf atau rain gause yang biasa menggunakan skala milimeter.

Hujan sendiri adalah bentuk presipitasi yang berbentuk cairan yang turun ke bumi.

Presipitasi adalah suatu proses pengembunan yang terjadi di atmosfer.

Jadi, hujan termasuk sebagai peristiwa jatuhnya titik air atau es ke permukaan bumi, Adjarian.

O iya, ada berbagai jenis hujan.

Berdasarkan proses terjadinya, hujan terbagi menjadi hujan orografis, hujan zenithal, dan hujan frontal.

Nah, sekarang mari kita simak pembahasan soal proses terjadinya hujan orografis, zenithal, dan frontal berikut!

Baca Juga: Apa yang Dimaksud dengan Hari Tanpa Hujan?

Proses Terjadinya Hujan Orografis, Zenithal, dan Frontal

1. Proses Terjadinya Hujan Orografis

Hujan orografis adalah hujan yang terjadi akibat gerakan massa udara yang mengandung uap air terhalang oleh gunung atau pegunungan.

Hal ini membuat udara tersebut dipaksa naik ke bagian lereng pegunungan.

Sampai pada ketinggian tertentu, kelembapan relatifnya mencapai 100 persen sampai terbentuklah awan.

Kumpulan awan itu kemudian dijatuhkan sebagai hujan orografis.

Massa udara yang telah kering karena kadar airnya sudah dijatuhkan sebagai hujan orografis terus bergerak menuruni lereng daerah bayangan hujan.

2. Proses Terjadinya Hujan Zenithal

Hujan zenithal terjadi akibat massa udara yang banyak mengandung uap air naik secara vertikal.

Pada daerah ini, awan terbentuk akibat pemanasan materi sehingga terjadi kenaikan massa udara ke atmosfer secara vertikal.

Kenaikan ini terjadi sampai pada ketinggian tertentu dan kelembapan relatifnya dapat mencapai 100 persen.

Baca Juga: Di Mana Saja Negara-Negara dengan Curah Hujan Tertinggi di Dunia?

Kumpulan awan itu kemudian dijatuhkan sebagai hujan zenithal atau hujan konveksi.

Jenis hujan ini banyak terjadi di daerah doldrum, di mana massa angin pasat naik secara vertikal.

3. Proses Terjadinya Hujan Frontal

Hujan frontal terjadi akibat pertemuan massa udara panas dengan massa udara dingin.

Akibat pertemuan massa udara yang temperaturnya berbeda, maka pada bidang frontnya terjadi kondensasi dan terbentuklah awan badai siklon.

Kemudian, awan tersebut dijatuhkan sebagai hujan frontal.

Hujan frontal ini biasanya terjadi di daerah lintang sedang akibat pertemuan massa udara panas atau angin barat dan massa udara kutub atau angin timur.

Itulah pembahasan soal proses terjadinya hujan orografis, zenithal, dan frontal untuk referensi, Adjarian.

---

Sumber: Buku Geografi Membuka Cakrawala Dunia untuk Kelas X karya Bambang Utoyo.

Tonton juga video berikut ini, yuk!