Pada saat itu, Tirto muda sudah sering mengirimkan tulisannya ke berbagai surat kabar terkemuka di Batavia, salah satunya Pemberita Betawi.
Surat kabar itu jugalah yang menjadi awal pembuka karier Tirto di dunia pers.
Saat itu, dirinya sempat menjadi redaktur harian dalam waktu yang singkat.
Pada surat kabar tersebut, Tirto berhasil mendapatkan pelajaran langsung dari seorang jurnalis dan pimpinan redaksi Niews van den Dag.
Tirto mendapatkan pelajaran dari segi penulisan berita, pengelolaan penerbitan, sampai belajar hukum untuk melawan kolonial.
Kariernya di bidang jurnalistik dimulai pada tahun 1901 saat dirinya memimpin surat kabar yang dibuatnya sendiri, yaitu Soenda Berita.
Surat kabar tersebut menjadi surat kabar pertama yang dikelola, disunting, dibiayai, dan diterbitkan oleh pribumi, Adjarian.
Tidak hanya sampai di situ, Tirto kemudian mendirikan surat kabar mingguan yang diberi nama Medan Prijaji pada tahun 1909.
Bahkan surat kabar tersebut menjadi surat kabar pertama yang diterbitkan dengan menggunakan bahasa Melayu atau Indonesia.
Selain itu, seluruh pekerja di surat kabar Medan Prijaji tersebut merupakan orang-orang pribumi.
Tirto bersama dengan Pengeran Oesman dan Haji Mohammad Arsjad kemudian mendirikan perusahaan penerbitan pertama di Indonesia.
Baca Juga: Materi TWK CPNS Fungsi, Peranan, dan Kewajiban Pers di Indonesia