3 Contoh Akulturasi Kebudayaan Islam dalam Bidang Kesenian

By Nabil Adlani, Rabu, 25 Januari 2023 | 09:10 WIB
Wayang merupakan salah satu contoh akulturasi kebudayaan Islam dalam bidang kesenian. (unsplash/Aisyah Dhila)

adjar.id - Proses akulturasi kebudayaan Islam dengan Kebudayaan Indonesia terjadi di berbagai bidang, salah satunya kesenian.

Akulturasi ini menjadi bagian dari perkembangan budaya Islam yang ada di Indonesia, Adjarian.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), akulturasi adalah percampuran dua kebudayaan tau lebih yang saling bertemu dan saling memengaruhi.

Proses akulturasi di Indonesia terjadi karena adanya kemajemukan dalam masyarakat dalam perkembangan budaya Islam.

Adanya perbedaan suku, ras, budaya, agama, dan bahasa antara masyarakat asli dan pendatang membuat terciptanya proses akulturasi.

Sementara menurut Gillin dan Raimy, akulturasi adalah proses budaya pada masyarakat yang dimodifikasi dengan budaya lain.

Pemicu dari adanya akulturasi ini adalah karena kontak sosial yang dilakukan antarbudaya yang berbeda.

Nah, ciri khas dari proses akulturasi adalah masih dipertahankannya budaya lama walaupun terdapat budaya baru.

"Tujuan adanya akulturasi adalah untuk mengembangkan budaya dan mempertahankan budaya tersebut."

Akulturasi Kebudayaan Islam dalam Bidang Kesenian

Berkembangnya budaya Islam di Indonesia menghasilkan kesenian-kesenian yang bernapaskan Islam.

Tujuannya adalah untuk menyebarkan ajaran agama Islam kepada masyarakat agar lebih mudah diterima.

Baca Juga: Jenis Seni Sastra Hasil Akulturasi Kebudayaan Islam dan Kebudayaan Nusantara

Contoh akulturasi kebudayaan Islam dalam bidang kesenian, yaitu:

1. Permainan Debus

Permainan debus adalah tarian yang pada puncak acara para penari memperlihatkan tubuh mereka yang kebal terhadap benda-benda tajam.

Sebelumnya, permainan ini diawali lebih dahulu dengan pembacaan ayat-ayat Al-Qur'an dan salawat nabi.

Istilah debus berasal dari kata tembus. Debus adalah nama sebuah alat yang berbuat dari besi panjang dengan ujung berbentuk runcing.

Pada bagian pangkalnya akan diberikan alat dari kayu yang dikuatkan dengan lilitan baja agar tidak mudah terbelah saat dipukul.

Umumnya, permainan debus ini terdapat di daerah Banten dan Minangkabau, Adjarian.

Permainan debus bermula dari Sultan Agung Tirtayasa yang pada abad ke-17 M membuat bentuk latihan prajurit Kesultanan Banten.

Bentuk latihan yang dilakukan ialah latihan perang dengan alat yang disebut debus.

Kesenian ini juga dipercaya memiliki hubungan dengan tarikat Rifaiah yang di bawa oleh Nuruddin Ar-Raniri pada abad ke-16 ke Aceh.

Debus pada awalnya berfungsi sebagai sarana penyebaran agama Islam.

Baca Juga: 3 Proses Integrasi Nusantara pada Masa Islam

  

Nah, setelah datangnya Belanda, pada pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa, debus menjadi media untuk membangkitkan semangat rakyat Banten.

2. Tari Saudati

Tari saudati berasal dari kata syaidati yang artinya permainan orang-orang besar atau sering juga disebut saman yang artinya delapan.

Tarian ini dikenal sebagai tarian masyarakat Aceh yang berkembang di daerah pesisir.

O iya, tari saudati ini biasanya ditampilkan oleh delapan orang laki-laki sebagai penari utama.

Dalam tariannya, para pemain biasanya akan menyanyikan lagu yang salah satunya berisikan salawat nabi.

3. Wayang

Sebelum masuknya kebudayaan Islam, pertunjukan wayang sudah berkembang di Indonesia pada zaman Hindu-Buddha.

Pada saat agama Hindu masuk ke Indonesia, wayang berkembang dengan membawakan cerita dari kitab Ramayana dan Mahabharata.

Masuknya Islam ke Indonesia membuat perkembangan wayang semakin meningkat.

Wayang di Jawa digunakan sebagai sarana dakwah untuk menyebarkan agama Islam ke masyarakat.

Baca Juga: Jawab Soal Uji Kompetensi Sejarah tentang Proses Masuknya Islam ke Indonesia

  

Sunan Kalijaga pada tahun 1443 bahkan mengusulkan kepada para wali untuk membuat wayang purwa.

Wayang purwa ini dibuat dengan bahan kulit kambing yang saat ini kita kenal dengan wayang kulit.

Tokoh yang berperan dalam proses akulturasi budaya Islam menggunakan wayang ini adalah Sunan Kalijaga dan putranya Sunan Panggung.

Masuknya Islam membuat cerita wayang berubah dengan mengandung ajaran Islam atau tarekat.

Menurut cerita Amir Hamzah, pada saat itu juga dikembangkan pertunjukan wayang golek.

"Contoh akulturasi kebudayaan Islam dalam bidang kesenian, yaitu permainan debus, tari saudati, dan wayang."

Itulah beberapa contoh akulturasi kebudayaan Islam dalam bidang kesenian.

Coba Jawab!
Apa itu permainan debus?
Petunjuk: Cek halaman 2.

---

Sumber: Buku Sejarah Indonesia untuk SMA/MA/SMK/MAK kelas X edisi revisi 2017 karya Restu Gunawan, dkk.