Kedatangannya ke Banten merupakan bagian dari misi Kerajaan Demak di bawah pemerintahan Sultan Trenggono untuk memperluas pengaruhnya.
Setelah menguasai Banten, Sunan Gunung Jati segera mengambil alih pemerintahan di Banten tetapi tidak mengangkat dirinya sebagai raja.
Pada tahun 1552, Sunan Gunung Jati menyerahkan Kesultanan Banten kepada putranya, yaitu Sultan Maulana Hasanuddin atau dikenal dengan Fatahillah.
Nah, Sultan Maulana Hasanuddin inilah yang kemudian diangkat sebagai raja pertama Kesultanan Banten, Adjarian.
Pada masa kepemimpinan Hasanuddin, Kesultanan Banten mulai mengalami perkembangan yang pesat.
Hal ini didukung dengan adanya pelabuhan sebagai gerbang awal perdagangan antarnegara di barat Pulau Jawa.
Lokasi Kesultanan Banten yang sangat strategis membuat perdagangan sangat diandalkan sekaligus menjadi penopang perekonomian.
Komoditas yang menjadi unggulan dan berkembang pesat di Kesultanan Banten adalah lada.
Perniagaan jalur laut membuat Kesultanan Banten semakin berkembang bahkan sampai ke luar negeri, Adjarian.
Selain itu, Sultan Maulana Hasanuddin juga melanjutkan cita-cita ayahnya yang ingin meluaskan pengaruh Islam di daerah Banten.
Wafatnya Sultan Trenggono membuat Kesultanan Banten melepaskan diri dan menjadi kerajaan yang mandiri.
Baca Juga: 7 Kerajaan Bercorak Islam yang Pernah Ada di Indonesia