Kemudian, di tahun 1613, pemerintahan diteruskan oleh Raden Mas Wuryah atau Martapura.
Akan tetap Raden Mas Wuryah tidak sempat memerintah dan digantikan oleh Raden Mas Rangsang sebagai raja Kerajaan Mataram Islam selanjutnya.
3. Raden Mas Rangsang
Raden Mas Rangsang atau dikenal dengan gelar Sultan Agung Hanyakrakusuma Senapati Ing Alaga Ngabdurrahman Kalifatullah.
Nah, pada masa pemerintah Sultan Agung inilah, Kerajaan Mataram Islam berhasil mencapai puncak kejayaan, Adjarian.
Kerajaan Mataram Islam mengalami kemajuan di berbagai bidang, seperti sektor pertanian yang semakin maju yang membuat rakyat makmur.
Mataram Islam kemudian berkembang menjadi kerajaan agraris yang berhasil mengembangkan daerah persawahan yang luas.
Pada abad ke-17, Jawa menjadi lumbung padi karena daerah pertanian yang subur dengan hasil utama beras.
Selain itu, bidang kebudayaan juga perkembang pesat, misalnya adanya seni bangunan, ukir, lukis, dan patung yang mengalami perkembangan.
O iya, Sultan Agung di tahun 1633 mengganti perhitungan tahun Hindu yang berdasarkan perhitungan matahari dengan tahun Islam.
Dalam susunan sistem pemerintahan, Kerajaan Mataram Islam dibagi menjadi empat daerah, yaitu kutanegara, negara agung, mancanegara, dan pesisir.
Baca Juga: Kerajaan-Kerajaan Islam di Pulau Jawa