Jawab Soal Uji Kompetensi Menghargai Lingkungan dan Budaya Lokal, Buku PPKn Kurikulum Merdeka Kelas VII

By Jestica Anna, Kamis, 29 Desember 2022 | 11:00 WIB
Di dalam buku PPKn Kurikulum Merdeka kelas VII, terdapat soal uji kompetensi materi menghargai lingkungan sekitar dan budaya lokal. (Unsplash)

adjar.id – Kali ini kita akan membahas soal-soal uji kompetensi materi menghargai lingkungan dan budaya lokal yang ada di buku PPKn Kurikulum Merdeka kelas VII halaman 108.

Budaya lokal adalah hasil budi daya masyarakat suatu daerah yang diperoleh melalui proses belajar dari waktu ke waktu dan terbentuk secara alami.

Ada tiga bentuk budaya lokal Indonesia, yaitu situs lokal, tradisi lokal, dan kesenian tradisional.

Selain itu, masih ada lagi makanan tradisional, minuman tradisional, hingga produk dan jasa lokal.

Sayangnya, tidak sedikit budaya lokal di Indonesia yang semakin tidak diminati akibat masuknya budaya asing.

Anak muda yang diharapkan dapat melestarikan budaya lokal justru lebih tertarik untuk mendalami budaya asing.

Nah, soal di atas meminta kita untuk menyelesaikan kasus yang berkaitan dengan lingkungan dan budaya lokal.

Yuk, simak pembahasan soal tersebut untuk referensi!

Uji Kompetensi

1. Vera tinggal di perkampungan yang padat di kota, sedangkan Dian tinggal di pedesaan.

Jalan di daerah tempat tinggal Vera berupa gang-gang sempit, dengan selokan yang berair kotor kehitaman dan banyak sampah. Sedangkan di daerah Dian banyak kebun yang kurang terurus dengan jalanan tanah berbatu.

Baca Juga: 4 Cara Mengapresiasi Lingkungan dan Budaya Lokal, Materi PPKn Kelas VII

Apa yang kalian sarankan untuk mengembangkan lingkungan tempat tinggal Vera dan Dian?

Jawaban: Untuk lingkungan tempat tinggal Vera, saya menyarankan untuk diadakan gotong royong warga membersihkan selokan.

Selain lingkungan menjadi lebih bersih dan bebas penyakit, warisan budaya gotong royong pun juga akan semakin lestari di lingkungan perkotaan.

Kemudian, untuk lingkungan tempat tinggal Dian, hendaknya dilakukan perbaikan dan perawatan kebun secara rutin, sehingga kebun dan lingkungan menjadi asri.

2. Banyak remaja saat ini yang gemar makanan kekinian seperti fried chicken, burger, hingga minuman bubble dan sebagainya yang dijual oleh resto-resto modern bermerek asing, dan merasa malu membeli makanan tradisional.

Padahal para ahli kuliner dunia menyebut makanan kekinian itu junk food yang tidak sehat atau ‘makanan tidak sehat/kurang nutrisi’. Mereka sangat menghargai makanan tradisional karena masing-masing sangat khas.

Menurut kalian, mengapa banyak remaja menyukai makanan tidak sehat tersebut? Sikap kalian sendiri bagaimana terhadap makanan tradisional yang dihargai para ahli kuliner dunia?

Jawaban: Banyak remaja yang menyukai makanan kekinian atau junk food karena penyajiannya yang cepat dan mereknya yang kekinian.

Makanan modern bermerek asing dianggap lebih masuk ke dalam pergaulan mereka meskipun tidak bernutrisi.

Padahal, makanan tradisional pun sudah banyak yang diakui oleh dunia.

Generasi muda seharusnya bangga dengan diakuinya makanan tradisonal di kancah global. Hal ini membuktikan bahwa makanan tradisional tidak kalah keren dengan junk food yang kekinian.

Baca Juga: 4 Budaya Lokal Indonesia, Materi Pelajaran PPKn Kelas VII

Diakuinya makanan tradisional di kancah internasional juga membuatpemasarannya lebih luas.

3. Refa berasal dari keluarga mampu. Teman-temannya juga banyak dari keluarga kaya. Untuk sepatu, baju, dan semua yang dipakai Refa dan kawan-kawannya harus serba mahal dan buatan luar negeri.

Mereka berpendapat kalau barang mahal dan buatan luar negeri pasti bagus, maka mereka tidak mau membeli produk dalam negeri apalagi yang diproduksi dekat tempat tinggalnya sendiri. Bagaimana sikap kalian terhadap Refa dan kawan-kawannya itu?

Jawaban: Refa dan teman-temannya menganggap barang buatan luar negeri lebih bagus, seimbang dengan harganya.

Padahal, barang-barang lokal buatan dalam negeri pun banyak yang tidak kalah bagus, bahkan beberapa sudah ada yang diekspor ke luar negeri.

Rafa dan teman-temannya perlu diberi informasi akan kualitas barang buatan dalam negeri, misalnya dengan memperlihatkan proses produksinya.

Penggunaan produk lokal dapat membantu perekonomian dalam negeri sekaligus meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

Nah, demikianlah pembahasan soal uji kompetensi materi menghargai lingkungan dan budaya lokal, Adjarian.