Ketika Jepang mendarat di Enrekang, masyarakat lokal di sana juga menyambut dengan baik karena adanya anggapan bahwa tentara Jepang akan menyelamatkan mereka.
Pada awal kedatangannya, tentara jepang bersikap baik, seperti membagikan bahan makanan dan mempropagandakan "Nippon Indonesia sama-sama".
Bendera Merah Putih juga juga diizinkan untuk dikibarkan bersama bendera Jepang serta lagu Indonesia Raya boleh dinyanyikan bersama lagu kebangsaan Jepang.
Akan tetapi, situasi berubah pada tahun 1943, Jepang mulai membangun bungker pertahanan untuk pasukan Jepang.
Jepang juga mulai melakukan pengerahan tenaga secara paksa untuk membangun pertahanan, menanam kapas, dan pengerjaan lahan pertanian.
Tujuannya agar bisa memenuhi kebutuhan makanan bagi para tentara Jepang yang berperang.
Hal ini menyebabkan kelaparan terjadi di mana-mana, kebutuhan pakaian sulit terpenuhi, dan tekanan bagi rakyat semakin berat.
2. Penjajahan di Palembang
Palembang merupakan sebuah kota yang penting bagi Jepang selama masa penjajahannya karena sumber minyak dan posisi Palembang yang strategis.
Palembang yang ada di pulau Sumatra berada di bawah penguasaan Angkatan Darat ke-25 yang pusatnya di Bukittinggi.
Pada awal kedatangan Jepang, mereka disambut dengan gembira oleh masyarakat lokal yang menganggap mereka liberator yang membebaskan Indonesia dari Belanda.
Baca Juga: Mengapa Jepang Membentuk BPUPKI?