adjar.id – Dalam buku Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan kelas 10 Kurikulum Merdeka, terdapat soal Uji Pemahaman di halaman 152.
Pada soal tersebut, ada beberapa pertanyaan mengenai kolaborasi antarbudaya di Indonesia dalam membentuk identitas nasional.
Nah, kali ini kita akan membahas soal tersebut. Pembahasan soal ini dapat Adjarian jadikan sebagai referensi saat menjawab soal.
Indonesia adalah negara yang memayungi beragam kebudayaan di dalamnya yang berasal dari berbagai daerah.
Indonesia memfasilitasi segala macam ragam kebudayaan yang berkolaborasi dari Sabang sampai Merauke.
Jadi, kebudayaan Indonesia adalah kebudayaan yang dimulai dari Aceh sampai ke bagian timur di Papua.
Pada sidang Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan atau BPUPK, terdapat 70 anggota yang memiliki latar belakang suku dan agama yang berbeda.
Tidak hanya saling menghormati, kebudayaan-kebudayaan yang ada sebaiknya saling membangun kerja nyata untuk menunjukkan harmonisasi dari perbedaan tersebut.
Hal ini bisa dilakukan dengan menjalankan agenda kolaborasi budaya, Adjarian.
O iya, kolaborasi adalah sebuah kerja sama yang dilakukan, baik individu maupun kelompok yang mendasarkan dirinya pada nilai yang telah disepakati.
Adanya semangat kolaboratif akan membuat jati diri yang berbeda-beda bisa saling bergandengan tangan untuk menciptakan prakarya kebudayaan.
Baca Juga: Jawab Soal Manfaat dari Kegiatan Kolaborasi Budaya, Materi PPKn kelas 11 Kurikulum Merdeka
Uji Pemahaman tentang Kolaborasi Antarbudaya di Indonesia
1. Apa kesepakatan tentang dasar negara yang dihasilkan dari anggota BPUPK yang memiliki keragaman latar belakang agama dan budaya?
Jawaban: Terdapat tiga pembicara dalam sidang yang diadakan oleh BPUPK dalam merumuskan dasar negara dengan mempertimbangkan keberagaman di Indonesia.
Pembicara pertama ialah Mohammad Yamin yang menerangkan tentang asas dan dasar negara Indonesia merdeka.
Pembicara kedua adalah R. Soepomo yang memaparkan tentang dasar-dasar negara Indonesia merdeka yang dikemukakan pada sidang BPUPK pada 31 Mei 1945.
Pembicara ketiga adalah Soekarno yang menyampaikan gagasannya tentang dasar negara dan memperkenalkan istilah Pancasila yang berisikan 5 sila dasar negara, yaitu:
- Kebangsaan Indonesia
- Internasionalisme dan perikemanusiaan
- Mufakat dan demokrasi
- Kesejahteraan Sosial
- Ketuhanan Yang Maha Esa
Akan tetapi, paparan dari ketiga tokoh nasional tersebut belum bisa menghasilkan satu kesepakatan yang jelas.
Masalah yang paling mendasar adalah karena adanya keberagaman agama sehingga menghasilkan perbedaan pendapat antara golongan nasionalis dan agamis.
Setelah dilakukan diskusi panjang, akhirnya tercetuslah Piagam Jakarta yang di dalamnya termuat dasar negar Pancasila.
Akan tetapi, lagi-lagi tidak bisa memberikan kepuasan bagi semua pihak karena dinilai hanya mendukung agama tertentu saja.
Akhirnya, setelah terjadi diskusi lagi, sila pertama Pancasila berganti menjadi Ketuhanan Yang Maha Esa yang bertahan hingga saat ini.
2. Berikan analisismu atas konflik bernuansa suku dan agama yang pernah terjadi di Indonesia?
Jawaban: Konflik bernuansa suku dan agama yang ada di Indonesia sangat rentan terjadi karena Indonesia merupakan negara yang memiliki keberagaman.
Masing-masing keberagaman dari masyarakat ini memiliki sifat dominan dan egonya masing-masing.
Sehingga, diperlukan penanaman nilai-nilai nasionalisme agar bisa menghindarkan diri dari adanya perpecahan di Indonesia.
3. Apa manfaat yang dapat diambil dari kunjungan ke kelompok minoritas?
Jawaban: Manfaat yang dapat diambil dari kunjungan kelompok minoritas adalah bisa meningkatkan sikap toleransi terhadap keberagaman masyarakat Indonesia.
Baca Juga: 5 Contoh Keragaman Budaya Indonesia
Selain itu, kita juga dapat menghargai adanya perbedaan suku, bahasa, dan budaya di Indonesia.
4. Setelah kalian berkunjung ke kelompok minoritas, bagaimana persepsi kalian terhadap mereka?
Jawaban: Persepsi saya terhadap kelompok minoritas adalah kita sebagai masyarakat Indonesia saling menjunjung tinggi toleransi.
Kita sebagai masyarakat Indonesia harus menjunjung tinggi persatuan dan ikut membantu kelompok minoritas untuk mendapatkan haknya.
Nah, itulah pembahasan soal Uji Pemahaman tentang kolaborasi antarbudaya di Indonesia, Adjarian.
Tonton juga video ini, yuk!