Sama-Sama Berarti 'Beri', Apa Bedanya Kata Paring dan Caos dalam Bahasa Jawa?

By Jestica Anna, Senin, 28 November 2022 | 18:40 WIB
Dalam bahasa Jawa, kata paring dan caos sama-sama berarti 'beri'. (Piqsels)

adjar.id - Ada yang tahu apa bahasa Jawanya kata "beri"?

Yap! Ada tiga terjemahan kata "beri" dalam bahasa Jawa secara umum, yaitu "aweh" (ngoko), "paring" (krama), dan "caos" (krama).

Nah, kali ini kita akan membahas perbedaan kata "paring" dan "caos".

Kedua kata tersebut memiliki kesamaan, yaitu sama-sama berasal dari tingkatan bahasa Jawa krama.

Bahasa Jawa krama digunakan ketika hendak ingin berbicara kepada orang yang lebih tua atau terhormat.

Kalau sama-sama berasal dari kelompok bahasa Jawa krama, lalu apa bedanya kata "paring" dan "caos"?

Simak penjelasan di bawah ini, yuk!

Perbedaan Paring dan Caos dalam Bahasa Jawa

Paring

Seperti yang sudah kita bahas di atas tadi, kata "paring" berarti "beri", sedangkan "maringi" berarti "memberi".

Dalam unggah-ungguh bahasa Jawa, kata "paring" termasuk dalam tingkatan yang paling tinggi atau disebut dengan krama inggil.

Baca Juga: Mengenal 3 Tingkatan dalam Bahasa Jawa dan Contoh Penggunaannya

Umumnya, kata satu ini digunakan oleh orang tua kepada anak atau orang yang lebih muda, supaya terdengar lebih halus.

Contoh penggunaan:

1. Simbah maringi roti dik Nanda.

(Nenek memberi roti dik Nanda.)

2. Nduk, klambi iki tulung diparingke adik.

(Nah, baju ini tolong diberikan kepada adik.)

3. Pak guru maringi buku kanggo murid-muride.

(Pak guru memberi buku kepada murid-muridnya.)

4. Ibu maringi obat watuk marang adik.

(Ibu memberi obat batuk kepada adik.)

5. Bu RT maringi penyuluhan bocah SMA.

Baca Juga: 11 Tembung Bahasa Jawa Ngoko, Madya, dan Krama Inggil Berawalan G

(Bu RT memberi penyuluhan anak SMA.)

Caos

Jika dilihat dari tingkatannya, kata "caos" juga termausk ke dalam bahasa Jawa karama alus.

Lalu, apa bedanya dengan "paring"?

Nah kata "caos" digunakan untuk orang yang lebih muda ketike hendak berbicara atau membicarakan orang yang lebih tua.

Contoh penggunaan:

1. Kula nyaosi kenang-kenangan kagem pak guru.

(Aku memberikan kenang-kenangan untuk pak guru.)

2. Ibu dipuncaosi teh kalian adik.

(Ibu diberi teh oleh adik.)

3. Mbah, kula badhe nyaosi daging pitik dumatheng panjenengan.

Baca Juga: 16 Tembung Bahasa Jawa Ngoko, Krama Madya, dan Krama Inggil Berawalan D

(Nek, saya ingin memberi daging ayam untuk nenek.)

4. Adik nyaosi bapak kopi.

(Adik memberi kopi kepada bapak.)

Demikianlah perbedaan kata paring dan caos dalam bahasa Jawa, Adjarian.

Coba Jawab!
Dalam bahasa Indonesia, kata paring dan caos berarti...
Petunjuk: Cek halaman 1.