adjar.id – Dalam perjuangan pergerakan Indonesia, peran pers merupakan hal yang penting.
Terlebih adanya stigma bahwa pemikiran kaum perempuan Indonesia masih jauh tertinggal dibanding kaum laki-laki pada awal 20 terpatahkan dengan penerbitan Soenting Melajoe.
Surat kabar ini adalah surat kabar pertama yang diterbitkan oleh kaum perempuan, Adjarian.
Wartawati sekaligus redaktur perempuan pertama di Indonesia adalah Rohana Kudus.
Tulisan-tulisan yang dibuatnya bisa membangkitkan semangat pemuda dan pergerakan nasional Indonesia.
Nah, kali ini kita akan membahas mengenai peran pers dalam perjuangan pergerakan Indonesia yang menjadi materi Sejarah kelas 11 Kurikulum Merdeka.
Perkembangan pers di Indonesia sudah ada sebelum masa kemerdekaan Indonesia yang memberikan dampak besar pada masa pegerakan.
O iya, pers pertama kali muncul di Hindia Belanda karena dikenalkan oleh pemerintah kolonial Belanda.
Saat itu, pemerintah kolonial menggunakan pers sebagai media utama untuk menyalurkan kritis dan aspirasi kepada kebijakan pemerintah, baik dari Eropa maupun Hindia Belanda.
Pers ini jugalah yang kemudian digunakan oleh bangsa Indonesia sebagai media untuk menyampaikan perlawanan dan kritik terhadap kebijakan Belanda.
“Adanya gagasan dan gerakan nasionalisme di Indonesia tidak dapat dipisahkan dari perkembangan pers di Indonesia.”